26 September, 2007

Kesadaran Membayar Pajak Meningkat


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Kesadaran pemilik kendaraan bermotor untuk membayar pajak mengalami peningkatan. Hal ini diimbangi dengan kondisi Kalimantan Barat yang terus kondusif serta efektifnya sosialisasi oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalbar.
“Pendapatan masyarakat sangat tergantung dengan kondisi keamanan. Bila aman, masyarakat kerja enak, pasar tumbuh dan terbuka sehingga terjadi peningkatan pendapatan,” ulas Kadispenda Kalbar, Drs H Darwin Muhammad.
Setelah terjadi peningkatan pendapatan, masyarakat mulai memenuhi kebutuhannya seperti sepeda motor. “Sepeda motor ini sudah menjadi kebutuhan primer untuk memudahkan dan mempercepat mereka bertransportasi mengangkut hasil pertanian dan dari sini mereka menjadi wajib pajak. Meningkatnya kemampuan masyarakat membeli kendaraan, ini juga menambah daftar wajib pajak dan berdampak pada pendapatan daerah,” jelasnya.
Tingginya masyarakat untuk membayar pajak, dicontoh Darwin ketika Dispenda membuka stand pembayaran pajak saat Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG). “Saat itu kita sangat terkejut, animo masyarakat membayar pajak sangat tinggi dan kita berasumsi saat itu masyarakat membayar pajak dulu baru melihat stand-stand lainnya,” aku pejabat yang menyukai olahraga bola voli dan karate ini.
Untuk meningkatkan pendapatan daerah, aku Darwin, Dispenda terus berkreasi dan mensosialisasikan terus untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak. “Kita terus mengimbau masyarakat dan penyuluhan untuk membayar pajak melalui religi dan kebudayaan maupun olahraga serta menjalin kerjasama-kerjasama dengan lembaga-lembaga maupun organisasi masyarakat,” jelas Darwin.
Upaya ini, kata Darwin sudah terlihat hasilnya. “Ada suatu daerah kita coba imbau warganya membayar pajak kendaraan bermotor melalui pendekatan religi dan setelah dievaluasi ternyata warga di daerah tersebut kesadaran melunasi kewajibannya membayar pajak meningkat. Kondisi ini yang akan terus kita kembangkan dan terapkan,” ucapnya.
»»  READMORE...

Komisi D Intensifkan Penyelenggaraan Haji


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

17 November 2007 mendatang, kloter pertama jamaah haji Kalbar akan berangkat dari Supadio Pontianak ke Bandara Hang Nadim, Batam. Menjelang pelaksanaan ibadah ke tanah suci ini, persiapan panitia di Kalbar perlu dimantapkan.
“Komisi D, Jumat (28/9) ini akan mengundang Kanwil Depag Kalbar, panitia haji daerah, Biro Sosial Pemprov, panitia penyelenggara barang dan jasa dalam hal angkutan lokal Bandara Supadio Pontianak-Bandara Hang Nadim Batam dan ikatan persaudaraan haji Kalbar untuk bersama-sama mengevaluasi penyelenggaraan haji musim lalu dan persiapan pelaksanaan haji 2007,” ungkap Ketua Komisi D DPRD Kalbar, Anwar, SPd, MH.
Ini, kata Anwar mengingatkan kloter pertama Kalbar sudah berangkat ke Batam 17 November. ”Pemberangkatan terakhir 30 November. Kapasitas panitia daerah sesuai dengan surat Dirjen Penyelenggaraan Haji Depag RI, angkutan lokal dari provinsi asal ke asarama ditangani panitia daerah yang juga sudah ditetapkan oleh Gubernur Kalbar termasuk petugas haji daerah dan pembimbing ibadah serta kesehatan,” urai anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Secara organisasi, kata Anwar, kepanitian haji daerah sudah siap dan 28 September mendatang juga akan mendengarkan ekspose dari panitia yang diketuai Gubernur Kalbar dengan ketua harian Asisten II Pemprov Kalbar. ”Ada hal-hal yang akan kita perdalam pembahasannya seperti ongkos angkutan lokal dari Pontianak ke Batam. Tahun lalu sudah dilakukan tender terbuka yang dimenangkan maskapai penerbangan Batavia. Tahun ini kita minta semua maskapai penerbangan yang ada di Kalbar tidak hanya yang melayani rute Pontianak-Batam seperti Merpati, Garuda, Ada, Air dan Sriwijaya diundang lelang dengan persyaratan mereka punya izin dan laik terbang serta punya armada Boeing Seri 400 dan harus memiliki pesawat yang standby antar jemput jamaah haji Pontianak-Batam. Kekurangan tahun lalu akan kita perbaiki,” papar Anwar.
»»  READMORE...

Kamaruzzaman Calon Kuat Plt Kubu Raya


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Asisten III Pemerintah Provinsi Kalbar, Drs Kamaruzzaman, MM dinilai sangat cakap untuk menjadi Penjabat Bupati Kubu Raya. Selain berasal dari kabupaten baru tersebut, sosok low profile ini dipandang pengalaman di pemerintahan serta memahami kondisi wilayah pesisir tersebut.
Penilaian ini disampaikan Anggota DPRD Kalbar, Anwar, S.Pd, MH. Selain Kamaruzzaman, Anwar juga menyebutkan Kepala Dinas Kimpraswil Kalbar, Ir Rudy Bachtiar, Kadisnaker, Drs Kadir Ubbe, Asisten II Pemkab Pontianak, Drs H Idrus Adam, Asisten III Pemkab Pontianak, Drs Rubijanto dan Kadis Kesehatan Kabupaten Pontianak, dr H Ikke Wicaksono, MPH.
”Kita mempertanyakan mengapa Gubernur Kalbar terkesan lama menunjuk Penjabat Bupati Kubu Raya karena komitmen awal bila sudah dilembarnegarakan maka Gubernur sudah mempersiapkan dan segera mengajukan nama-nama Plt,” tukas Anggota DPRD Provinsi Kalbar asal dapil Kabupaten Pontianak, Anwar, S.Pd.
Menurut Anggota Fraksi Partai Golkar ini, sudah tidak ada alasan lagi untuk memperlambat pengajuan nama-nama Plt. ”Tugas PLt tidak sedikit. Setelah ditetapkan, maka dirinya harus mempersiapkan perangkat-perangkat daerah, pengisian DPRD setempat dan membuat program menuju Kubu Raya memiliki Bupati Definitif,” urainya.
Untuk sumber daya manusia (SDM) yang akan menempati posisi Plt Bupati Kubu Raya, Anwar tidak memandangnya suatu persoalan. ”Tinggal menginginkan saja apakah PLT Bupati ini dari kabupaten induk atau pejabat yang ada di provinsi yang penting memahami karateristik kabupaten termuda tersebut. Kita sama-sama mengetahui rentang waktu tidak lama lagi, kalau sudah ditunjuk maka pengisian dan pemindahan anggota DPRD segera dilakukan,” papar Muda.
Selain itu juga, kata Anwar, desakan agara Gubernur segera mengajukan nama-nama PLt Bupati Kubu Raya ini melihat infrastruktur untuk perkantoran sudah siap. ”Kita minta Gubernur untuk segera mengajukan nama-nama Plt Kubu Raya apalah dari Provinsi atau kabupaten,” sarannya.
»»  READMORE...

25 September, 2007

Kalbar Butuh Pusat Kajian Pedesaan


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Kemajuan Kalbar tidak terlepas dari geliat pembangunan di desa. Peningkatan kapasistas perangkat desa sangat penting dan dipandang perlu dibentuk lembaga pusat kajian pedesaan.
”Kita melihat pusat kajian pendesaan dan otonomi daerah sangat penting perannya. Dari 17 pusat kajian di Untan tidak ada yang fokus mengenai masalah pedesaan dan saya menyarankan agar Untan sebagai lembaga pendidikan tinggi untuk memikirkan membentuk lembaga ini,” usul Ketua DPD Partai Amanat Nasional, Muda Mahendrawan, SH.
Sekarang ini, kata Muda, fenomena persoalan kemampuan daerah perlu peningkatan kapasitas perangkat desa. ”Perangkat desa memerlukan pendampingan apalagi sekarang ini pemerintah memberikan ruang pada otonomi desa seperti gebrakan alokasi anggaran desa (ADD),” ucapnya.
ADD tersebut, kata Muda merupakan modal awal desa membangun daerahnya, namun di sisi lain, kabupaten-kabupaten yang memberikan ADD masih kurang persiapan terutama memberikan pendampingan.
”Pusat study ini bisa bekerjasama dengan pemerintah kabupaten sebagai lembaga pendamping sehingga penerapan ADD bisa lebih efektif. Persoalan pedesaan sangatlah penting termasuk memberikan pendampingan bagi perencanaan pembangunan, pelaksanaannya, monitoring dan evaluasi mengingat desa selama ini masih lemah,” urainya.
Selain itu juga, kata Muda, memberikan supervisi juga tanggungjawab pemerintah provinsi sesuai dengan PP Nomor 72 Tahun 2005. ”Provinsi sendiri bisa bekerjasama dengan Untan mengenai pembangunan desa yang beraneka macam basisnya seperti berbasis pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan,” jelasnya.
Selain fungsi elemen desa, pusat kajian ini juga bisa melakukan penelitian yang berkaitan dengan persoalan pedesaan seperti ADD bisa menjadi persoalan bila tidak dipersiapkan dan tanpa pendampingan. ”Selain itu juga mengenai potensi desa yang menyangkut multi displin ilmu tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga semua aspek,” ucapnya.
»»  READMORE...

22 September, 2007

* Kisah Nyata Vonis Seumur Hidup yang Memberatkan (4)

Siapa Pembunuh Sebenarnya?

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Masih ingat dengan kasus pembunuhan di Desa Sungai Batang Kecamatan Sunga Pinyuh terhadap suami istri, Liu Sak Sui, Bong Sui Cin dan seorang pembantu, A Fun yang terjadi 15 Juni 2006 lalu?
Kasus dengan terdakwa DKC alias Akui telah diputuskan Pengadilan Negeri Mempawah 13 Maret 2007 dengan nomor 264/PID.B/PN.MPW dengan hukuman pidana seumur hidup. Akui pun melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat.
Upaya yang dilakukannya berhasil. PT Kalbar melalui keputusan nomor 81/PID/2007/PT PTK tertanggal 10 Mei 2007 dengan Hakim Ketua Majelis Mudzakir, SH dengan anggota I Nengah Suriada, SH dan Suparno memutuskan menerima banding Akui dan memidananya dengan hukuman 20 tahun penjara. Bagaimana perasaan Akui? Berikut penuturannya:

Di akhir ceritanya, Akui mengakui dirinya setelah sampai jembatan tol 2 oleh anggota Polda Kalbar dibawa ke warung kopi dekat Sungai Kapuas di Tanjung Hilir. Pihak kepolisian kala itu menanyai dirinya mengenai kasus pembunuhan yang diduga dilakukan olehnya.
Pada waktu itu saya sangat takut sekali karena takut ditembak. Saya beritahu pembunuhnya pada waktu itu adalah BFC dan saya dibawa kembali pulang ke Sungai Pinyuh menuju Polsek.
Pukul 11.00, saya langsung diperiksa lagi. Waktu pemeriksaan tersangka BFC ada di sana. Saya dengan BFC sempat bertengkar, yaitu saya menuduh dia sebagai pembunuhnya dan sebaliknya dia pun menuduh saya juga sebagai pembunuhnya.
Tetapi tersangka BFC tidak mau mengakui bahwa dia sebagai pembunuhnya.
Ada seorang saksi yang bernama S tinggal di Kuala Secapah Mempawah, dialah yang melihat ada dua orang di tempat kejadian, yang satu di dalam pagar (BFC) dan satu lagi ada di luar pagar yaitu saya.
Waktu diminta keterangan di Polsek Sungai Pinyuh BFC mengakui bahwa dia memang berada di dalam pagar, dia mengatakan waktu itu sedang senam pagi. Lalu siapakah pembunuh sebenarnya? (selesai)
»»  READMORE...

16 September, 2007

* Kisah Nyata Vonis Seumur Hidup yang Memberatkan (3)

Sajam di Kolam Buaya Bukan Milik Saya

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Masih ingat dengan kasus pembunuhan di Desa Sungai Batang Kecamatan Sunga Pinyuh terhadap suami istri, Liu Sak Sui, Bong Sui Cin dan seorang pembantu, A Fun yang terjadi 15 Juni 2006 lalu?
Kasus dengan terdakwa DKC alias Akui telah diputuskan Pengadilan Negeri Mempawah 13 Maret 2007 dengan nomor 264/PID.B/PN.MPW dengan hukuman pidana seumur hidup. Akui pun melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat.
Upaya yang dilakukannya berhasil. PT Kalbar melalui keputusan nomor 81/PID/2007/PT PTK tertanggal 10 Mei 2007 dengan Hakim Ketua Majelis Mudzakir, SH dengan anggota I Nengah Suriada, SH dan Suparno memutuskan menerima banding Akui dan memidananya dengan hukuman 20 tahun penjara. Bagaimana perasaan Akui? Berikut penuturannya:

Perlu diketahui bahwa senjata tajam (sajam) yang ada di dalam kolam buaya itu bukan milik saya dan juga korban yang bernama Bong Sui Cin itu, kejadian pembunuhannya saya tidak tahu. Saya langsung pergi ke hutan dengan rasa ketakutan.
Saya pun langsung mencari burung. Sekitar pukul 07.30 pagi saya pun langsung pulang. Di perjalanan, saya bertemu dengan abang saya yang bernama A Miau. Abang saat itu memberitahu ada pembunuhan di rumah paman. Ternyata yang terbunuh adalah paman saya sendiri.
Kami berdua pun langsung pergi ke tempat kejadian perkara (TKP). Di sana saya lihat sudah ramai sekali orang yang menonton tempat korban dibunuh. Posisi saya pada waktu itu berada di depan rumah korban. Beberapa saat kemudian saya dipanggil oleh polisi untuk diperiksa.
Setelah saya diperiksa oleh polisi, saya pun langsung pulang ke rumah. Pada malam harinya saya pergi ke rumah korban, malam itu juga saya dibawa pihak kepolisian Mempawah (Polres) untuk diminta keterangan.
Pemeriksaannya pada waktu itu berlangsung sampai pagi dan kemudian saya langsung pulang. Sampai di rumah, perasaan saya semakin takut dan badan saya gemetar, pikiran jadi tidak tenang.
Saya merasa takut karena dituduh sebagai pembunuhnya karena di rumah korban ada tapak kaki saya. Polisi pada waktu itu juga menakuti saya bahwa saya adalah pembunuhnya. Merasa takut dituduh membunuh, saya pun pergi ke Desa Pahauman ke tempat Pak S.
Kurang lebih 2 minggu di Desa Pahauman, saya langsung ditangkap oleh pihak petugas intel Polda pada malam hari. Saya diminta keterangan oleh Polda selama 12 jam. Keesokan harinya saya diantar oleh anggota Polda ke Desa Pahauman untuk pemeriksaan saksi-saksi yang pernah saya kenal.
Setelah selesai pemeriksaan saksi-saksi, saya bersama anggota Polda pulang menuju ke Sungai Pinyuh dan dititipkan ke Polsek Sungai Pinyuh untuk ditahan dan keesokan harinya saya dijemput lagi oleh anggota Polda untuk dibawa ke Pontianak. (bersambung)
»»  READMORE...

15 September, 2007

* Kisah Nyata Vonis Seumur Hidup yang Memberatkan (2)

Saya Takut Terjebak dan Panik

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Masih ingat dengan kasus pembunuhan di Desa Sungai Batang Kecamatan Sunga Pinyuh terhadap suami istri, Liu Sak Sui, Bong Sui Cin dan seorang pembantu, A Fun yang terjadi 15 Juni 2006 lalu?
Kasus dengan terdakwa DKC alias Akui telah diputuskan Pengadilan Negeri Mempawah 13 Maret 2007 dengan nomor 264/PID.B/PN.MPW dengan hukuman pidana seumur hidup. Akui pun melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat.
Upaya yang dilakukannya berhasil. PT Kalbar melalui keputusan nomor 81/PID/2007/PT PTK tertanggal 10 Mei 2007 dengan Hakim Ketua Majelis Mudzakir, SH dengan anggota I Nengah Suriada, SH dan Suparno memutuskan menerima banding Akui dan memidananya dengan hukuman 20 tahun penjara. Bagaimana perasaan Akui? Berikut penuturannya:

Dalam lembaran kedua tulisannya, Akui mengaku setelah naik ke atas (lantai dua), dirinya melihat korban yang bernama Afun sedang berteriak kesakitan dan saat itu pelaku langsung berlari lewat pintu depan lantai 2.
Saya melihat dengan jelas di depan jendela kaca, korban yang bernama Afun berteriak dan tangan kanannya memegang kepala. Posisi saya pada waktu itu, takut terjebak dan saya langsung panik, saya tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Saya langsung ambil parang yang saya bawa dan secara refleks langsung saya pukulkan di kepala sebelah kiri Afun sebanyak dua kali.
Saya juga melihat korban bernama Liu Sak Sui sudah tergeletak di lantai atas. Begitu setelah memukul korban si Afun, saya langsung pergi ke bawah (lantai satu) dan menuju ke dapur untuk mencuci kaki dan tangan. Saya mau keluar lewat pintu depan, ternyata pintu sudah tertutup.
Melihat pintu depansudah tertutup saya langsung pergi ke loteng (lantai 2) untuk cari jalan keluar. Begitu sampai di atas, saya melewati pintu atas ternyata pintu belakang tidak terkunci dan saya langsung belok ke kanan dan akhirnya saya meloncat ke bawah. (bersambung)
»»  READMORE...

* Kisah Nyata Vonis Seumur Hidup yang Memberatkan (1)

Bukan Saya yang Melakukan Pembunuhan Itu

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Masih ingat dengan kasus pembunuhan di Desa Sungai Batang Kecamatan Sunga Pinyuh terhadap suami istri, Liu Sak Sui, Bong Sui Cin dan seorang pembantu, A Fun yang terjadi 15 Juni 2006 lalu?
Kasus dengan terdakwa DKC alias Akui telah diputuskan Pengadilan Negeri Mempawah 13 Maret 2007 dengan nomor 264/PID.B/PN.MPW dengan hukuman pidana seumur hidup. Akui pun melayangkan banding ke Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat.
Upaya yang dilakukannya berhasil. PT Kalbar melalui keputusan nomor 81/PID/2007/PT PTK tertanggal 10 Mei 2007 dengan Hakim Ketua Majelis Mudzakir, SH dengan anggota I Nengah Suriada, SH dan Suparno memutuskan menerima banding Akui dan memidananya dengan hukuman 20 tahun penjara. Bagaimana perasaan Akui? Berikut penuturannya:

Saya berkeberatan atas tuntutan Pengadilan Mempawah yang memvonis dengan hukuman seumur hidup. Saya merasa sangat menyesal sekali atas keputusan Pak Hakim dan Pak Jaksa karena perbuatan pembunuhan ini bukan saya yang melakukannya.
Yang melakukan pembunuhan itu BFC. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri. Saya berani bersumpah sebelum menceritakan kasus pembunuhan ini.
Awal kejadian, pada pukul 05.00, saya bangun tidur mau pergi ke hutan untuk mencari Burung Punai dan pada waktu itu saya membawa sebilah parang yang digunakan untuk memotong kayu. Sewaktu saya keluar dari rumah dan berada di depan pintu, saya mendengar ada suara teriakan dari arah seberang jalan. Rumah saya dengan rumah korban sekitar 200 meter. Tetapi waktu itu saya tidak tahu menahu ada pembunuhan di seberang jalan sana.
Waktu saya mendengar teriakan, saya langsung pergi dengan berlari cepat ke rumah korban. Setelah sampai di rumah korban, saya melihat pintu depan rumahnya sudah terbuka. Waktu itu pintu pagar pun tidak terkunci, saya langsung masuk ke dalam rumah korban. Begitu saya masuk, saya melihat lantai bawah sangai sepi. Ternyata teriakan ada di lantai atas, saya pun naik ke atas. (bersambung)
»»  READMORE...

06 September, 2007

Sosialisasi Perubahan Perhitungan dan Rekapitulasi

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Perubahan sistem perhitungan dan rekapitulasi menjadi pembahasan utama dalam acara rapat kerja KPU se Kalbar di Hotel Kini, kemarin. Kegiatan ini diikuti Sekretaris, Ketua KPUD kabupaten/kota dan Pokja perhitungan suara.
Pada acara raker yang dimulai pukul 07.30 kemarin, Ketua KPUD Kalbar, Aida Mochtar, SAg, Mhum mensosialisasikan mengenai tata cara pemungutan suara pemilu gubernur da wakil gubernur Kalbar 2007 yang kemudian dilanjutkan diskusi.
Pada sesi kedua pukul 09.00-11.00, anggota KPUD Kalbar, P Baringan menyampaikan penjelasan mengenai pengisian formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar tahun 2007.
Pukul 11.00-12.00, Anggota KPUD Kalbar, R Epesus SH, MH di sesi ketiga mensosialisasikan mengenai tata cara rekapitulasi penghitungan suara pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar 2007. Seusai istirahat, pukul 13.30-14.30, Anggota KPUD Kalbar MS Budi, ST memberikan penjelasan cara pengisian formulir rekapitulasi penghitungan suara pemilu gubernur dan wakil gubernur Kalbar 2007 dan diakhiri dengan penjelasan tentang proses rekapitulasi di tingkat PKK yang disampaikan anggota KPUD Kalbar, Nazirin SH pada pukul 15.30-16.30.
Menurut Anggota KPUD Kalbar, Nazirin SH, bahwa perhitungan dan rekapitulasi telah terjadi perubahan. ”Perubahan itu bahwa Panitia Pemungutan Suara (PPS) tidak lagi melakukan rekapitulasi suara hanya mengumpulkan hasil pada berita acara. Dalam pelaksanaan nanti, dari hasil TPS langsung diantar oleh PPS pada hari yang sama ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk direkap,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai potensi kerawan, Koordinator Divisi Sosialisasi ini mengungkapkan hal tersebut dapat terjadi pada saat pengangkuta dan pengiriman alat kelangkapan dari PPK ke TPS. ”Kekhawatiran itu seperti jumlah surat suara yang kurang, tidak tepat tiba ke TPS sehingga tertunda pelaksanaan pemilu. Tentulah antisipasinya kita harapkan ditingkat sortir PPK sudah harus tepat,” harapnya.
Disamping alat kelengkapan, diakui Nazirin kekhawatiran muncul adanya pemilih tidak terdaftar, tidak dapat kartu pemilih dan tidak dapat undangan. ”Untuk daftar pemilih baru bisa kita ketahui 10 September mendatang, saat ini pemilih yang belum terdaftar masih dicari,” ucapnya.
Mengenai keamanan, Nazirin menegaskan, bahwa alat kelengkapan serta pelaksaan di tiap TPS akan dijaga oleh Linmas di KPPS maupun anggota kepolisian. ”Kalau anggota kepolisian sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Memang potensi rawan pada beberapa hari sebelum pelaksanaan, hari pelaksanaan dan setelah perhitungan. Tentu kita akan koordinasi terus dengan pihak keamanan untuk pengamanan ini,” jelasnya.Nazirin juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan hak pilih kepada oranglain. ”Kepada masyarakat gunalah hak pilih sendiri jangan diberikan kepada oranglain karena tidak dibenarkan. Juga mencoblos sebelum hari H juga tidak dibenarkan dan itu pelanggaran. Kita juga khawatir terhadap kondisi alam yang tidak bersahabat sehingga bisa menghambat pengiriman dan pendistribusian logistik pemulu gubernur dan ini bisa menghambat pelaksanaan pemilihan,” akunya.
»»  READMORE...

Baliho dan Spanduk Cagub Belum Bermasalah


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Baliho dan spanduk pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur belum dinilai bermasalah. Hal ini disebabkan penetapan calon baru dilakukan 20 September mendatang.
Menurut Anggota KPUD Kalbar, MS Budi ST, baliho dan spanduk ini pada estetika wajah kota sehingga sampai saat ini masih kewenangan pemerintah. “Dari sudut KPU belum ada cagub dan cawagub yang remsi karena belum ada penetapan. Penetapan sendiri baru dilakukan 20 September,” jelasnya.
Ketika calon resmi ditetapkan, kata Budi, maka menurut Undang-undang maka semestinya melalui koordinasi Panwas dan pemerintah, baliho dan spanduk maupun atribut lain sebelum masuk masa kampanye harus dibersihkan.
“Setelah ditetapkan harus mengikuti mekanisme kampanye pemilu. Masa kampanye sendiri 29 Oktober hingga 11 November. Masa tenang 12-14 November dan pemilihan ataupun pemungutan suara 15 November. Ini seharusnya alat-alat peraga pada masa kampanye selebihnya menjadi kewenangan Panwas untuk mengawasinya dan melihat sejauhmana porposi dan mengingatkan masing-masing tim pasangan calon,” jelasnya.
“Kita sudah rapat koordinasi dengan panitia pengawas (Panwas) Pemilu Gubernur. Ini tujuan untuk saling memahami tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-masing karena Panwas dan KPU menurut Undang-undang sebagai penyelenggara pemilu. Panwas mengawasi dan KPU pelaksananya,” jelas MS Budi.Koordinasi dengan Panwas, kata Budi terkait masalah-masalah menjelang dan di saat Pemilu Gubernur sejauhmada menggambarkan pelanggaran administratif dan pidana. “Tentu bentuk-bentuk ini bisa diselesaikan melalui fungsi-fungsi fasilitasi Panwas dan KPUD. Kita harapkan sejauh mungkin jangan sampai menimbulkan rentetan konflik di masyarakat yang dipicu justru akibat ketidakharmonisan Panwas dan KPUD. Pada masa lalu cenderung Panwas-KPUD bagian dari konflik. Kondisi ini yang harus dihindar,” tegasnya.
»»  READMORE...

Sore Ini ’Kalbar Expo’ Dibuka Usman Ja’far


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

The 3rd Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak 2007 hari ini mulai digelar di Gedung Pontianak Convention Center (PCC). Event yang selalu sukses menyedot pengunjung setiap pelaksanaannya, pukul 17.00 direncanakan dibuka Gubernur H Usman Ja’far.
Hingga malam kemarin, kesibukan tampak di gedung terbesar di Kota Pontianak tersebut. Sejumlah peserta dari Kalbar dan luar daerah telah berdatang mendisplay barang yang akan dipamerkan.
Tampak pula kesibukan gladi resik dari Akcaya Drumband serta tarian tiga etnis yang akan tampil pada acara pembukaan sore ini. Event ini sendiri akan berlangsung selama lima hari, 5-9 September 2007 dengan jam buka pameran 10.00-21.00 WIB setiap harinya.
Menurut Project Manager, Taufik yang ditemui di PCC bahwa seluruh stand sudah berdiri megah. “Di dalam PCC sendiri ada 65 stand dan di luar 12 stand dengan tenda kerucut serta satu tenda besar untuk para pengusaha tanaman hias. Di dalam tenda besar tersebut terdapat 8 standar,” ungkap Taufik.
Stand sendiri, papar Taufik terdiri dari standar partisi ukuran 3 x 3 meter, 2 x 3 meter, 4 x 4 meter dan tenda kerucut ukuran 3 x 3 meter serta 5 x 5 meter.
Dijelaskan Taufik, peserta dari dalam dan luar Kalbar sudah berdatangan. ”Peserta sudah mendisplay barang-barang yang akan dipamerkan. Perangkat lain seperti panggung hiburan, sound system, lighting besok pagi sudah kelar termasuk tenda pembukaan,” jelasnya.
Pembukaan sendiri, papar Taufik akan diisi dengan penampilan Akcaya drumband yang menyuguhkan lagu-lagu tanjidor dan juga tarian tiga etnis dari sanggar Kijang Berantai yang akan diiringi drumband.
”Pada acara pembukaan juga akan diisi dengan sambutan Direktur Patra Convex, Yudhi Irsyadi, sambutan Gubernur Kalbar H Usman Ja’far sekaligus membuka cara, doa serta mengunjungi stand-stand,” jelas Taufik.
Untuk persiapan sendiri, aku Taufik sudah pada tahap finishing tinggal pelaksanaan saja. ”Untuk undangan pembukaan kita mengundang 100-200 dari dinas-dinas pemerintah, BUMN, perguruan tinggi, Bupati/Walikota se Kalbar, Bank dan perusahaan swasta serta nasional,” urainya.
Menurut Taufik, pameran ini memiliki manfaat sebagai ajang promosi secara efektif dan efisien pada waktu, tempat dan sasaran yang tepat. ”Ini ajang meraih peluang ekspor dan investasi baru, memperlihatkan eksistensi dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan, penguatan citra perusahaan dan produk-produkny serta merauh calon mitra investasi dan perdagangan,” jelasnya.
Selain itu juga, Taufik mengakui pengunjung pameran ini adalah pejabat pemerintah, investor, industriawan dan pengusaha potensial, buyer dan trader dari dalam dan luar negeri, eksekutif dan profesional serta masyarakat Kota Pontianak dan Kalbar pada umumnya.
Peserta sendiri, papar Taufik terdiri dari instansi pemerintah, Pemprov, Pemkab, Pemkot, BUMN, BUMD, BKPM/BKPMD, perbankan nasional, perusahaan swasta nasional dan asosiasi bisnis.
”Untuk katagori produk yang dipameran terdiri atas informasi pembangunan pemerintah daerah, hasil-hasil industri, handicraft, souvenir/asesoris, perbankan dan asuransi, komputer dan peralatan elektronik, furniture, properti, otomotif, hotel dan resort, tekstil dan produk tekstil, embroidery, peralatan rumah tangga, agrobisnis dan agroindustri, toys and gift, telekomunikasi, makanan dan minuman serta produk unggulan lainnya.
»»  READMORE...

Sore Ini Kalbar Expo


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Event berskala nasional ‘The 3rd Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak 2007’ kembali digelar. Event yang diusung Patra Convex, Pemprov Kalbar dan Pemkot Pontianak ini dipusatkan di Pontianak Convention Center (PCC) 5-9 September.
Pameran ini multiproduk. Menyajikan hasil industri, handicraft, souvenir/asesoris, perbankan, asuransi, komputer, peralatan elektronik, furniture, properti, otomotif, hotel, resort, tekstil, embroidery, peralatan rumah tangga, agrobisnis, toys and gift, telekomunikasi, makanan-minuman serta produk unggulan lainnya. Kalbar Expo akan dibuka Gubernur Kalbar H Usman Ja’far sekitar pukul 17.00 sore ini.
Kalbar Expo sebelumnya sudah menuai sukses. Pada Kalbar Expo pertama dan Pekan Raya Pontianak 2005 diikuti 100 stand dihadiri 70 ribu pengunjung dengan nilai transaksi Rp 3 miliar. Pada The 2nd Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak 2006 yang pelaksanaannya digandeng dengan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) di A Yani Mega Mall diikuti 340 stand dan dikunjungi 150 ribu pengunjung dengan nilai transaksi Rp 18 miliar.
”Kami berharap tahun ini keberhasilan seperti pelaksanaan sebelumnya. Ini merupakan kegiatan bisnis dari swasta untuk swasta. Ini bukan proyek pemerintah. Ini murni inisiatif swasta. Kalaupun pemerintah terlibat itu sebatas sama dengan peserta lainnya,” jelas Direktur Patria Convex Yudhi Irsyadi didampingi Direktur Aura Communication, Hasina.
Dari 80 stand dengan variasi ukuran yang disiapkan panitia, jelas Yudhi sudah 100 persen diisi. ”Peserta expo datang dari seluruh Indonesia seperti Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, Sultra, Kaltim, Kalsel, Maluku, Jatim, Sulsel dan Sulut. Alhamdulillah kepercayaan dunia usaha dan pemerintah daerah semakin meningkat dengan jumlah peserta dari luar Kalbar. Peserta luar Kalbar dari 2 pada tahun 2005, naik menjadi 7 pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 ini meningkat 100 persen menjadi 15 daerah,” ujar Yudhi. □
»»  READMORE...

02 September, 2007

Incumbent yang Terbukti dan Teruji

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Di masa kepimpinannya yang hampir lima tahun, pasangan incumbent, H Usman Ja’far-Drs LH Kadir, dinilai berhasil membangun Kalbar di segala aspek. Memang tak bisa dipungkiri, ada pembangunan yang masih perlu diteruskan.
Usman Ja’far lahir 10 September 1951 di Sekadau dari pasangan Djaf’ar – Zaiton. Sedangkan Laurentius Herman Kadir lahir 28 Mei 1941, di Sungai Utik, Temeru, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu dari pasangan Paulus Banda dan Maria Pikai.
Di tangan putra-putra kelahiran daerah ini, Kalbar berhasil meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ini merupakan modal awal bagi Kalbar untuk membiayai pembangunannya sebelum investor berinvestasi.
Kemampuan pembiayaan Kalbar terus meningkat dalam APBD. Di tahun 2007, APBD Kalbar telah mampu mencapai Rp 1,1 triliun, jauh di atas tahun 2002 yang hanya berjumlah Rp 389 miliar.
Dengan modal yang ada didukung kondisi Kalbar yang begitu ‘sejuk’, damai, aman dan tenteram membuat roda pembangunan bergerak, sektor-sektor perekonomian ikut bertambah, meningkat dan terus tumbuh. Ini mendongkrak peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Hasil pembangunan pun terlihat dan dirasakan, pertumbuhan ekonomi terus naik 6-7 persen.
Di sektor pertanian, Kalbar telah mampu swasembada beras sejak tahun 2004 dengan produksi di di tahun 2006 mencapai 1.120.320 ton gabah kering giling. Perkebunan karet dan sawit meningkat secara luas dan produksinya begitu juga peternakan dan perikanan. Tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor pembangunan membuat tenaga kerja terserap, angka kemiskinan ditekan dan kesejahteraan rakyat semakin meningkatkan. Sejumlah penghargaan dari pemerintah pusat atas keberhasilan pembangunan diraih Kalbar.
Kondisi Kalbar yang maju pesat ini menjadi unggulan buat pasangan harmonis H Usman Ja’far-Drs LH Kadir. Ini juga menjadi daya tarik bagi partai politik untuk mengusung, mendukung dan memenangkan di Pemilu Gubernur, 15 November mendatang. UJ-LHK diyakini bisa membuat Kalbar lebih sejahtera dan terbuka dengan meneruskan pembangunan yang sudah dilakukan.
”Masyarakat Kalbar masih membutuhkan kelangsungan pembangunan di bawah pimpinan Usman Ja’far,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, Zulfadhli.
Tak tanggung-tanggung lagi, ’Partai gemuk-gemuk’ menjatuhkan pilihan kepada dua putra Kalbar sudah terbukti dan teruji ini. Delapan partai menjadi pendukung, Partai Golongan Karya, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Bintang Reformasi, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Damai Sejahtera dan Partai Merdeka. Pasangan ini juga didukung sejumlah organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan dan lembaga-lembaga lainnya.
Partai Golkar melalui Ketua DPP Partai Golkar yang juga Korwil Kalbar-Kalteng, Ali Wongso sendiri menegaskan bahwa hasil mengamati dan mengkaji dalam lima tahun terakhir, siapapun tidak bisa membantah Kalbar mengalami kemajuan yang pesat terutama dalam pembangunan kemasyarakatan yang begitu ‘sejuk’, damai, aman dan tenteram.
“Apa yang pernah terjadi sebelumnya tidak terulang lagi. Ini merupakan point yang sangat penting. Sebab tidak mungkin membangun tanpa suasana sejuk, aman dan tenteram. Pemerintah sudah berjalan baik meskipun perlu peningkatan ke arah yang lebih baik,” akunya.
Golkar juga melihat Usman Ja’far bahwa kepribadian dan kepemimpinan sang incumbent yang memiliki semangat pluralisme dan terbuka bagi siapapun serta berkomitmen kuat membangun Kalbar.
Ketua DPP PKB dan Korwil Kalimantan Mu’amir Muin Syam menilai Usman Jafar merupakan dan tampilan sosok yang plural bisa diterima di seluruh lapisan masyarakat. “Usman Ja’far memiliki sikap keteladanan dan moral yang baik. “Sikap moral kepemimpinan itu sangat penting, karena kalau pemimpin sudah tidak bisa dipercaya sama masyarakatnya dan tidak memiliki moral yang bagus, apa pun akan besar pengaruhnya,” akunya.
Sedangkan PAN melalui Sekjend DPP, Zulkifli Hasan menilai Usman Ja’far memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan Pilkada di Kalbar. UJ juga dinilai berhasil mewujudkan visi misinya membuat harmonis dalam etnis. Selain UJ dinilai memiliki kompetensi intelektual yang cukup dengan koneksi luas baik pusat, maupun mancanegara serta memiliki komitmen yang besar untuk memajukan Kalbar pada semua golongan, semua etnis.
Sementera itu, Ketua Wilayah Dakwah Kalimantan DPP PKS Abdurahman Hamid mengaku dari seluruh calon yang layak, Usman Ja’far yang paling layak. “Selama lima tahun di bawah kendali Usman Ja’far tidak ada kerusuhan, bahkan swasembada beras,” ucapnya.
Pasangan Harmonis ini di hadapan ribuan warga yang memadati Taman Alun Kapuas, 12 Agustus kemarin telah mendeklarasikan diri berikut ‘Koalisi Harmonis’ pendukungnya.
27 Agustus sekitar pukul 09.15, pasangan incumbent Usman Ja’far dan LH Kadir yang memiliki dukungan total sebesar 52,39 persen sampai di kantor KPUD Kalbar. Incumbent didampingi para Ketua partai politik yang tergabung dalam ‘Koalisi Harmoni’ yang mengusungnya.
UJ-LHK diantar langsung Ketua DPD partai Golkar Kalbar Ir H Zulfadhi, Ketua DPW PPP Kalbar, Ahmadi Usman, Ketua DPW PDS Kalbar Suprianto, S.Th, Ketua DPD Partai Merdeka Tobias Ranggie SH, Ketua DPW PBR Kalbar Ir H Lutfhi A Hadi, Ketua DPW PKS Kalbar Fatahillah Abror, Ketua DPW PKB Kalbar H Syarif Abdullah Alkadrie, SH MH dan Ketua DPW PAN Kalbar Muda Mahendrawan SH. Sekaligus ratusan simpatisan dan kader yang juga tampak menyertainya.
Sang incumbent menuturkan rasa terima kasihnya kepada 8 parpol yang telah mengusungnya sebagai cagub dan cawagub Kalbar. Ia juga mengaku selama kepemimpinannya bersama LH Kadir, telah melakukan upaya keras dan berbuat secara maksimal sekaligus telah mendharmabhaktikan segenap fikiran dan kemampuan untuk membangun daerah Kalbar.
“Dan kemampuan kami telah terbukti dan teruji. Mudah-mudahan dengan dukungan 8 partai politik dan dengan jumlah suara 52,39 persen, saya yakin bahwa pelaksanaan Pilkada bisa memenuhi syarat dari KPU dan juga mendapat dukungan dari jajaran parpol,” harap incumbent
Seterusnya incumbent juga menguraikan sesuai dengan peraturan yang ada bahwa ia dan LH Kadir masih bisa sekaligus diberi kesempatan untuk mengikuti Pilkada guna melanjutkan perjuangan dan pembangunan yang dilakukannya di Kalbar.
”Dan kami juga banyak mendapat dukungan dari masyarakat untuk dapat meneruskan perjuangan demi semakin meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Kalbar. Mudah-mudahan Tuhan memberkati perjuangan kita,” kata Sang Incumbent
»»  READMORE...