29 Desember, 2008

Selamat Memilih

Senin, 15 Desember 2008 merupakan hari penentuan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kubu Raya siapa yang akan memimpin lima tahun ke depan? Pasangan Muda Mahendrawan-Andreas Muhrotein atau Sujiwo-Raja Sapta Oktohari.
Kedua pasangan kandidat ini lolos sebagai pemenang 1 dan 2 perolehan suara terbanyak pada putaran pertama. Dari delapan pasangan yang bertarung kemarin, Muda-Andreas jauh meninggalkan kandidat lainnya.
Sosok penggagas dan memiliki peranan besar dalam pembentukan Kabupaten Kubu Raya ini meraih 58.477 suara atau 26.06 % dari total 224.401 suara syah. Ini menunjukkan lebih seperempat rakyat di kabupaten ‘termuda’ ini memberikan kepercayaan kepada kedua sosok low profile tersebut.
Sementara pasangan Sujiwo-Okto mendapatkan 44.283 suara atau sekitar 19.73% suara syah. Sujiwo-Okto sendiri dalam putaran kedua mendapatkan dukungan dari kandidat yang ikut bertarung pada putaran pertama, Syarif Abdullah Alkadrie, Rudy Bachtiar dan Suronto.
Lain kandidat, lain pula partai pendukung pada putaran pertama. Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP Indonesia), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Pelopor serta partai lainnya pada putaran kedua ini mendukung penuh Muda-Andreas.
Kondisi real politik di Kabupaten yang baru pertama kali memilih Bupati-Wakil Bupati ini memang layak untuk dijadikan pelajaran. Putaran pertama, kandidat yang melalui jalur independent mendapatkan dukungan paling banyak dari rakyat. Dukungan ini semakin nyata bertambah secara politik ketika partai-partai besar dan ‘gurem’ dengan tegas mendukung secara penuh. Lengkap sudah, suara rakyat ditambah dukungan politik yang kuat.
Suhu politik diakui memang terus naik. Isu-isu agama, suku dan golongan terus berhembus. Elemen-elemen masyarakat yang dulunya ketika hendak membentuk Kubu Raya butuh kerja keras mempersatukannya, mulai dibenturkan.
Masyarakat dibuat bingung dengan aneka provokasi dan pernyataan tak bertanggungjawab serta tak mengguntungkan bagi Kubu Raya ke depan. Persatuan yang merupakan modal awal untuk membangun Kubu Raya lebih baik, jelas dipertaruhkan.
Syukurlah, masyarakat Kubu Raya sangat cerdas. Mereka bisa memilah mana yang sekadar isu dan provokasi ataupun kenyataan. Track record, visi misi maupun program kerja kedua pasangan kandidat ini tentu menjadi dasar pertimbangan menentukan pilihan. Kini pilihan tentu akan semakin mantap, hanya ada dua pasangan kandidat. Pilihannya tentu yang paling terbaik dari yang terbaik. Masa depan Kubu Raya ada di tangan Anda semua. Silahkan dan selamat memilih.
»»  READMORE...

Kubu Raya Buat Lima Tahun ke Depan

Bagaimana wajah Kabupaten Kubu Raya lima tahun ke depan? Esok, masyarakat di kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Barat ini akan memberikan ‘warna’.
Mereka akan memilih apakah pasangan nomor 7, Sujiwo-Raja Sapta Oktohari atau pasangan nomor 8, Muda Mahendrawan-Andreas Muhrotein yang akan melanjutkan perjuangan sebelumnya.
354.295 warga yang memiliki hak pilih di putaran kedua ini akan memberikan suara mereka di TPS-TPS yang tersebar di 978 titik. Siapapun yang terpilih, tentulah kandidat yang terbaik bagi dan pilihan masyarakat.
Kedua pasangan kandidat terbaik yang lolos pada putaran pertama sebagai peraih suara terbanyak ini tentu bersama timnya telah bekerja keras mengkampanye, mensosialisasikan maupun mendekati masyarakat, bahwa merekalah yang layak memimpin kabupaten dengan 9 kecamatan tersebut.
Masyarakat cerdas juga tidak akan salah pilih. Visi misi, program kerja, latar belakang, track record, pendidikan, hubungan sosial, keluarga, istri, kedekatan, sumbangsih kepada kabupaten ini dan banyak hal lainnya yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Siapa yang mereka yang dipilih, esoklah hari penentuannya. Bagi kandidat, kalah atau menang harus siap. Mereka harus siap menerima kenyataan. Terpenting, kondisi Kubu Raya yang kondusif di atas segala-galanya.
Kondisi Kubu Raya sekarang ini jelas tidak terlepas dari sejarah pembentukannya. Perjuangan berat untuk mewujudkannya dimulai dengan mempersatukan elemen-elemen masyarakat agar satu tujuan sehingga tidak muncul pro dan kontra.
Sebelumnya, banyak sekali elemen-elemen masyarakat yang ‘memproklamirkan’ pembentukan kabupaten ini dengan aneka ragam nama. Perjuangan yang terpisah-pisah tersebut berujung kandas namun meninggalkan gaung serta semangat untuk sebuah kabupaten baru.
Semangat ini terus bergerak dan menjadi energi positif. Tentulah kerja-kerja ini membutuhkan sosok konseptor dan pemersatu elemen-elemen tadi. Cikal bakal yang kuat terwujud melalui Forum Desa yang merupakan wadah bagi para kepala desa dari sembilan kecamatan.
Saya juga mengikuti proses ini. Mulai dari memperjuangkan rekomendasi, ekspose di DPR dan DPD RI serta Depdagri hingga pengesahan RUU menjadi Undang-undang. Banyak sekali dinamika dan itu sangat mengesankan. Benih-benih perpecahan juga mulai tumbuh. Hal tersebut biasa di suasana dimana kita masih perlu banyak belajar.
Proses-proses ini juga tentu diikuti masyarakat ramai. Masyarakat pun paham mengenai sejarah pembentukan dan siapa-siapa saja yang berjasa. Tak perlu sibuk memutarbalikkan fakta sejarah.
Terpenting bagaimana membuat ke depan sejarah Kubu Raya menjadi kabupaten termaju di Kalimantan Barat dengan angka pengangguran, kemiskinan serta buta aksara terendah se Indonesia. Tentu semua ini tergantung pada pilihan warga esok hari, warna apa yang akan diberikan di kabupaten yang baru ‘lahir’ ini. Sekali lagi, selamat memilih.
»»  READMORE...

Sistem Baru Pupuk

Pemerintah akan menerapkan sistem baru penyaluran pupuk bersubsidi kepada para petani. Sistem yang dipilih secara tertutup dan berlaku mulai Januari 2009.
Tentu kita berharap sistem baru ini benar-benar dapat menjadi jaminan bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi saat memasuki masa tanam tidak lagi menjadi ‘bumerang’ bagi para petani.
Sistem baru ini seperti yang dipaparkan Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya sudah disosialisasikan pemerintah sejak 2008. Penyaluran melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), sesuai Permentan Nomor 73/Permentan/OT.140/12/2007, tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET), terhadap pupuk bersubsidi dan Permentan Nomor 42/Permentan/OT.140/9/2008, tentang kebutuhan dan HET pupuk bersubsidi untuk pertanian pada 2009.
Sistem ini berdasarkan pesanan pupuk yang disusun atas dasar kebutuhan pupuk bersubsidi oleh kelompok tani, yang telah disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau kepala cabang dinas, dan harus ditebus ketika pupuk sudah tersedia di kios-kios pengecer. Pengecer hanya dapat menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani atau kelompok tani di wilayah tanggung jawabnya. “Demikian pula setiap distributor. Masing-masing telah memiliki wilayah tanggung jawab sendiri, sesuai kontrak,” kata Christiandy.
Kita melihat, sistem ini masih ada rentang birokrasi yang panjang dan cukup ‘memakan’ waktu untuk mendapatkan bahan penyubur tanah dan tanaman tersebut. Jalur yang panjang bila tidak diawasi secara melekat akan membuka ‘jalur’ KKN yang berbelit dan korbannya tentulah petani.
‘Jalur berbelit’ tersebut bisa saja dengan memperpanjang waktu mengeluarkan persetujuan petugas teknis, penyuluh atau kepala cabang dinas ataupun menaikkan harga jual di kios pengecer ataupun distributor dengan alasan biaya akan dan sebagainya.
Ini bisa saja sebagai cara untuk mendapatkan ‘jatah’. Jatah yang akan mengurangi pemenuhan kebutuhan petani ataupun jatah ‘bertambah’ yang selisihnya untuk pihak-pihak berkeinginan ‘mencicipi’nya.
Malangnya lagi, bila petani para petani atau kelompok tani, harus terdaftar di instansi terkait dan membuat RDKK dan jika petani tak terdaftar dan tak membuat RDKK, mereka tidak akan kebagian pupuk bersubsidi.
Petani jelas sangat tergantung dengan pupuk bersubsidi ini mengingat tanpa ‘penyubur’ ini produksi gabah yang dihasilkan akan menurun dan kualitasnya kurang baik.
Kelangkaan pupuk sendiri selama ini karena tingginya disparitas kebutuhan riil di lapangan dengan alokasi yang disediakan, disparitas harga yang cukup tinggi antara pupuk bersubsidi dengan nonsubsidi dan distribusi yang tidak terkendali.
Untuk faktor ketiga, pemerintah bisa saja mengurangi peran distributor dan sebagai gantinya, peran perangkat daerah, seperti bupati/wali kota, camat hingga lurah atau kepala desa, lebih dioptimalkan. Peran distributor dapat dikurangi perlahan-lahan dengan memperkuat pengawasan internal hingga tingkat pengecer.
Kita berharap sistem ini bisa meringankan petani untuk pemenuhan pupuk dan pemerintah harus segera menyiapkan sumber daya manusia di tingkat petani sehingga mereka dalam menyusun RDKK tidak mengalami kendala dan mampu pupuk tepat waktunya. Semoga
»»  READMORE...

Transparansi

Transparansi. Satu kata ini mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk diterapkan. Bahkan untuk menuntut ‘keterbukaan’ mahasiswa maupun rakyat tak henti-hentinya bergerak menyuarakannya.

Kalbar sendiri, untuk memenuhi keinginan tuntut tersebut telah memiliki ‘Perda Transparansi’ beberapa tahun lalu. Sejauhmana efektivitas produk hukum yang dilahirkan pihak legislatif dan eksekutif tersebut terhadap keterbukaan untuk mendapatkan informasi di kalangan birokasi? Semua kembali kepada ‘pemilik’ informasi, sebesar apa ruang yang akan diberikan untuk mengakses.

Harapan segar disampaikan Walikota Pontianak, H Sutarmidji. Di masa kepemimpinannya ke depan, sosok low profile ini akan se-transparan-mungkin.

Kepada masyarakat yang membutuhkan informasi apa saja yang akan dan diperbuat jajaran pemerintahannnya di segala bidang, akan diberikan kesempatan untuk mengaksesnya. ‘Prinsip transparansi’ menjadi komitmen pemimpin pilihan rakyat kota ini.

Bahkan mantan dosen Fakultas Hukum Untan ini berjanji setiap tiga bulan sekali mengumumkan di media cetak, pekerjaan apa saja yang dikerjakan Pemkot. Ini dilakukan dengan harapan masyarakat mudah mengawasinya dan mencegah penyimpangan.

Janji Walikota ini patut didukung. Bila akses sudah dibuka, masyarakat harus bisa memanfaatkannya sehingga fungsi kontrol dapat dilakukan bersama-sama.

Janji Sutarmidji tersebut sejalan dengan semangat UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Setiap masyarakat punya hak bertanya, baik kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif, maupun lembaga lain termasuk Partai Politik dan LSM yang memperoleh dana atau mendapatkan bantuan dana dari APBN/APBD.

UU ini mewajibkan setiap badan/lembaga publik wajib memberikan keterangan secara jelas dan terbuka kepada elemen masyarakat yang menanyakan tentang segala bentuk kegiatan yang dilakukan, termasuk penggunaan dana kegiatan sesuai anggaran

Bila tidak, pejabat terkait di lembaga publik tersebut bisa dikenakan sanksi hukuman kurungan penjara maupun denda, sebagaimana diatur dalam pasal 51 dan 52 UU ini.

Tetapi, tidak semua informasi mengenai pemerintahan dapat disampaikan kepada publik, seperti informasi yang dapat membahayakan ketahanan negara, ketahanan ekonomi negara, serta operasi-operasi intelijen.

Keinginan untuk transparan yang dilontarkan Walikota tersebut juga telah dipersiapkan DPRD Kota Pontianak produk hukumnya. Para wakil rakyat tersebut telah selesai membahas dengan melahirkan rancangan peraturan daerah sebanyak 12 bab dan 36 pasal ini.

Di dalam dasar hukum tersebut diatur kewajiban pemerintah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Ada kewajiban Pemerintah Kota Pontianak menyebarluaskan informasi, prosedur dan proses penyusunan, perumusan dan penetapan kebijakan melalui media cetak, media elektronik dan media lainnya, secara aktif, pasif maupun segera. Informasi tersebut wajib diumumkan intensif kepada masyarakat, tanpa penundaan.

Produk informasi yang dapat diakses diantaranya meliputi, hasil keputusan pemerintah daerah, seluruh kebijakan yang ada, berikut dokumen pendukungnya, rencana kerja proyek, termasuk perkiraan pengeluaran tahunan badan publik serta perjanjian Pemda dengan pihak ketiga.

Transparansi ini juga ditegaskan Staf Ahli Menkominfo, Henry Subiakto. Pejabat negara harus transparan dalam memberikan berbagai informasi dan tidak ada yang ditutup-tutupi lagi, sehingga masyarakat bisa mengetahui hasil kerja yang telah diperbuat oleh seorang pemimpin maupun lembaga pemerintah.

Mari kita tunggu perwujudkan transpransi tersebut mengingat Undang-undang telah mengatur hingga sangsinya. Semoga.
»»  READMORE...

10 Desember, 2008

Preman dan Proyek ‘Berlubang’


Sepak terjang premanisme di proyek dan proyek ‘preman’ bukan lagi kisah baru. Ini ‘lagu’ yang terus dinyanyikan. Memang terkadang terdengar menakutkan, namun ada juga yang bertekuk lutut menyembahnya dan ada pula yang menjadikannya mata pencaharian, bila berhasil kerja sehari bisa buat makan berbulan-bulan.
Sampai sekarang, definisi preman pun sulit dijabarkan. Maklum saja, orang-orangnya pandai ‘membungkus’ diri dengan tindak tanduk halus penuh sopan santun namun menusuk sampai melilit. Bila ‘orangnya’ krasak-krusuk dan main pukul, bisa langsung ditangkap, tetapi preman yang sesungguhnya di balik layar tentulah sulit, tak seperti membalikkan telapak tangan.
Untuk mengatasi preman, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar, Yuslinda memiliki jurus ‘hukum’. Keputusan Presiden (KEPRES) Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan barang dan Jasa di Lingkungan Pemerintahan yang mengatur seluruh pengadaan barang dan jasa berlangsung adil, transparan dan akuntabel, serta digunakannya media internet dan media cetak sebagai instrument transparansi diyakini dengan perlahan akan menggeser ‘preman’ proyek dan menghilangkan proyek berlubang.
Yuslinda dengan tegas mengatakan preman proyek tidak perlu ditindak karena akan tergeser sendiri. “Pihak Dinas PU juga tidak berani main-main karena sudah ada Keppres yang mengatur mekanisme tender, jadi setiap calon kontraktor yang mengikuti pelelangan tender proyek, harus memenuhi kualifikasi, yang tidak memenuhi kualifikasi tidak bisa ikut,” tegasnya
Tentu semangat dan kemauan untuk menghilangkan preman-preman proyek tersebut harus didukung. Ibarat ungkapan, menyapu yang kotor harus dengan sapu yang bersih. Tentu untuk menghilangkan preman proyek, ‘di dalam tubuh instansi yang banyak berkaitan dengan proyek fisik ini juga harus bersih. Kikis habis lobi-lobi dan ‘transaksi nakal’ serta hapus kebiasan meminta ‘jatah’.
Tentu bila hal-hal tersebut bisa terwujud, maka cepatnya kerusakan hasil pekerjaan proyek fisik bisa ditekan karena anggaran bisa full untuk membangun. Dampak lainnya pemerintah bisa mengurangi anggaran pemeliharaan sehingga dana bisa dialokasikan untuk pembangunan lainnya yang sangat dibutuhkan masyarakat. Dirgahayu Hari Bakti Pekerjaan Umum ke-63, bersama kita kikis ‘Preman Proyek dan Proyek Berlubang’. Semoga.
»»  READMORE...

06 Desember, 2008

Inilah Cinta


Kamis (27/11) kemarin merupakan hari yang sangat mencemaskan. Istriku, harus menjalani operasi kanker. Penyakit yang menakutkan tersebut telah bersarang setahun di tubuhnya. Kami baru mengetahuinya enam bulan lalu.
Semuanya sudah kami persiapkan. Walaupun dirinya harus kehilangan salah satu anggota tubuh, istriku berusaha tabah dan sabar namun kegetiran masih terlihat di kedua bola mata indahnya, ini yang membuat aku 10 tahun lalu jatuh cinta padanya. Ketabahan istriku membuat aku bertekad untuk memberikan yang terbaik baginya.
Sejak menerima resep dokter, Kamis (26/11), aku bergeriliya memenuhinya. Sekantong darah 300 cc golongan A pun telah dipastikan ada di PMI Kota Pontianak. Temanku di PMI, Muafi sangat membantu. Tinggal tiga jenis benang untuk operasi.
Apotik dalam di RSUD Soedarso menyatakan tiga benang ini tidak ditanggung Askes. Aku Mafhum. Aku pun telah menyiapkan biaya untuk itu. Resep kemudian kubawa ke Apotek Sahabat. Seorang wanita menerima dan melihatnya, seketika langsung menyatakan tidak ada. Pikirku mungkin stok mereka habis.
Tidak menunggu waktu, aku ke Apotik Arwana di seberang parit. Di dalam hati, semua harus siap sebelum operasi dimulai. Dr Yusuf Heriayadi memastikan operasi dilakukan pagi hari mengingatkan akan memakan waktu selama tiga jam.
Apotik sepi, setelah aku datang baru ada 1-2 pembeli obat datang. Seorang pria menerima resep dr Yusuf tersebut. Ia lantas mengatakan ada, tetapi baru pukul 07.30 besok bisa diambil. Aku resah, lantas menanyakan alasannya kenapa. “Barangnya ada bang, cuma kunci dibawa, besok setengah delapan saja diambil?” jelasnya. Aku tersentak, kok dikunci?
“Bagaimana kalau orang mendadak memerlukan benang? Tanya ku mulai kesal. Petugas apotek itu diam. Lantas aku minta dihitungkan, berapa biayanya? “Sekitar lima jutaan bang,” jawabnya singkat. Aku lantas minta memastikan bahwa pagi barang tersebut sudah tersedia.
Tidak puas, aku kembali ke RSUD dr Soedarso. Di dekat ruangan IGD ada apotek Arwana juga. Aku lantas bertanya dengan petugas di sana. “Kira-kira barang ini ada ndak? Tanya Ku menekan emosi yang terbawa dari Apotek Arwana di seberang parit.
“Ini ada bang, tapi besok,” jawabnya sopan. “Coba itungkan ye, berapa harganya? Mintaku lagi. “Sekitar tiga juta dua ratusan bang? Jawabnya. Makasih, jawabku kembali.
Di dalam benak ku kok bisa satu apotek bisa beda harga dan selisihnya jauh sekali. Ya sudahlah, berapapun aku akan bayar.

Keesokan harinya
Sekitar pukul 06.30 aku sudah ada di PMI Kota Pontianak Jalan A Yani. Kepada petugas aku menyampaikan akan mengambil darah. Petugas pun dengan ramah melayani dan tak menunggu lama darah dalam kantong tersebut diserahkan dan aku membayar Rp130.000.
Tak membuang waktu, aku tancap gas ke Apotek Arwana. Dalam perjalanan, istriku yang sendirian di rumah sakit menelepon,. “Mas dokter Yusuf sudah datang. Dokter bilang operasinya pagi ini langsung. Dokter nanyakan darah dan benang,” ucap istri dengan suara getir.
Usai menjawab, aku tancap gas. Di dalam perjalanan istriku kembali menelepon. “Mas, ibu sudah dibawa ke ruang operasi,” ucapnya. Mendengar ucapan istriku, aku semakin resah. Jalan A Yani yang padat tak kuhiraukan. Salip sana, salip sini dan kemudian sampai di Apotek Arwana.
HP ku kembali berdering. “Hairul, operasi pagi ini, kalau sudah ada benang dan darah antar langsung ke ruang operasi,” terdengar suara dr Yusuf. “Iya dokter saya di Arwana ambil benang,” jawabku. “Oke, istrimu sudah di ruangan semua proses lancar,” ucap dr Yusuf. “Terimakasih dokter,” jawabku dengan resah.
Resep benang tadi kuberikan kepada penjaga apotek. Sampai pukul 07.30 belum juga petugas itu keluar. Aku mulai dirudung stres. Tak tahan, aku lantas ke WC dan buang air kecil.
Tak lama kemudian dr Yusuf kembali menelepon. “Rul kami langsung operasi, gunakan alat-alat yang ada di ruang operasi dulu ya,” ucap dr Yusuf. “Silahkan dokter, beri yang terbaik buat istri saya,” jawabku semakin resah.
Pukul 07.40, petugas Apotek turun dan menyerahkan tiga jenis benang kepada petugas apotek yang wanita. “Ini pak, benangnya. Harganya tiga juta dua ratusan,” ucapnya. Aku langsung merogoh tas dan membayar. Aku sangat kesal, karena istriku menuju ke ruangan operasi tanpa aku dampingi. Emosiku memuncak, amarahku kepada petugas apotek yang bertugas sehari sebelumnya harus aku pendam. “Inilah cinta. Semakin diuji, semakin indah. Sabar dan tabah yang dek menghadapi cobaan ini. Semoga operasi lancar dan selamat,”. Tulisan tersebut merupakan SMS dari Pemimpin Redaksi saya, Nur Iskandar. Pemimpin yang arif ini, sangat-sangat membantu saya dalam menghadapi cobaan ini. Seketika emosi yang memuncak tersebut sirna dan membuat saya pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT yang menguasai jagad raya ini. Terimakasih teman.
»»  READMORE...

09 Juni, 2008

Masdar: Fraksi Golkar Harus Kerja Keras

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Rasiman terpilih sebagai Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar Teluk Pakedai melalui Musyawarah Kecamatan yang berlangsung Minggu (8/6) kemarin. Muscam tersebut dihadiri langsung Ketua DPD Partai Golkar Kubu Raya, Masdar AR serta pengurus lainnya, Drs Syaiful Bahri, Suprapto dan Mustafa MS, S. Ag.
Dari 14 pengurus desa, hanya 8 Komdes yang mengikuti Muscam ini. Seusai Muscam dilakukan silahturahmi, konsolidasi serta konsolidasi kader partai Golkar yang memadati serta membuat Gedung Serbaguna Teluk Pakedai yang berkapasistas 300 orang tersebut penuh sesak.
Dalam pertemuan tersebut, Masdar mengimbau semua pengurus, kader dan simpatisan Partai Golkar untuk merapatkan barisan untuk menghadapi Pemilu 2009 serta Pilkada Kubu Raya yang pelaksanaannya sudah di depan mata, akhir 2008.
Masdar mengharapkan seluruh pengurus, kader dan simpatisan untuk mendukung, mengawal serta memenangkan calon yang nantinya diusulkan oleh Partai Golkar pada Pilkada mendatang.
Pada kesempatan itu juga, Masdar menyerahkan bantuan secara spontanitas kepada Masjid At Taqwa dan lembaga pendidikan usia dini (PAUD) yang ada di Kecamatan Teluk Pakedai.
Dalam dialog, masyarakat menyampaikan agar Partai Golkar memperjuangkan berdirinya unit perbankan yang dapat melayani masyarakat dalam hal tabungan maupun kredit mengingat dengan tingginya harga kopra, pendapatan masyarakat juga naik sehingga bisa menabung.
Masyarakat juga berharap, adanya pembangunan rumah dinas yang diperuntukkan buat guru dan tenaga para medis Puskesmas. Aspirasi tersebut dijawab Masdar dengan sangat elegan dan proposional. Calon Wakil Bupati ini meminta kepada Fraksi Partai Golkar Kubu Raya untuk memperjuangkan agar masuk dalam APBD 2009 mendatang. Usai dialog Masdar juga melakukan ziarah ke makam H Ismail Mundu.
»»  READMORE...

Usulan Secara Voting Menguat

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Usulan voting dalam pemilihan pimpinan DPRD Kubu Raya semakin menguat. Cara ini dinilai lebih demokratis. Peluang 40 anggota terbuka lebar untuk mengisi posisi ketua dan dua wakil ketua.
“Kita akan mengusulkan dan mendorong serta berupaya di dalam tata tertib terutama menyangkut pemilihan unsur pimpinan dilakukan dengan voting bukan dengan fatsun politik yang selama ini sering dianut. Sistem ini kami nilai lebih demokratis dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh anggota DPRD,” ucap Anggota DPRD Kubu Raya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Khalid Hermawan.
Alumnus Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura ini menilai dengan sistem voting maka semua anggota DPRD bisa bersuara dan memilih siapa yang mereka percaya untuk memimpin selama satu tahun masa bhakti ini.
“Karena yang dipilih itu akan memimpin Anggota DPRD Kubu Raya dan seharusnya pemilihan diserahkan saja ke anggota. Bila berdasarkan fatsun politik, belum tentu pimpinan yang diusulkan oleh fraksi bisa diterima dan mampu mengakomodir semuanya,” ulasnya.
Setahun massa pengabdian, kata legislator termuda ini, DPRD harus mampu meletakkan pondasi yang kuat untuk mewujudkan cita-cita dari pemekaran serta pembentukan Kabupaten Kubu Raya.
“Komitmen serta persamaan persepsi perlu dilakukan sehingga setahun ini benar-benar bekerja untuk mewujudkan apa yang diinginkan rakyat terutama tujuan pemekaran. Tentu ini jelas membutuhkan pemimpin yang bisa diterima dan mengakomodir semua anggota,” ucap legislator kelahiran Kecamatan Sungai Pinyuh ini.
Sementara itu Anggota DPRD Kubu Raya dari Partai Demokrat, Masri Usman Nafis juga mengusulkan pemilihan melalui sistem voting. “Pemilihan voting ataupun fatsun politik memang ada kelebihan dan kekurangannya. Namun saya menilai dengan voting tentu akan lebih demokratis, semua anggota bisa menentukan siapa yang mereka percaya bisa memimpinnya,” ulas.
Masri menegaskan setahun masa bhakti ini, tentu DPRD Kubu Raya harus bekerja lebih maksimal untuk membuat pondasi yang kuat dan baik. “Bila pondasinya salah dan tidak kuat maka ke depannya juga akan salah serta ambruk. Masyarakat menaruh harapan besar pada hasil pemekaran ini dan tentu ini harus dikawal serta diwujudkan. Kita berkewajiban menjaga kepercayaan masyarakat kepada lembaga legislatif ini sebagai lembaga perjuangan aspirasi mereka. Kredibilitas DPRD menjadi taruhannya,” tukasnya.Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar ini juga mengajak untuk belajar dari kondisi-kondisi yang terjadi di lembaga legislatif lainnya. “Untuk mewujudkan semua itu kita perlu pemimpin yang kredibel, memiliki kapasitas, kapabilitas dan loyalitas serta didukung dan dapat mengakomodir semua kepentingan karena lembaga ini beranggota wakil-wakil yang dipilih rakyat secara langsung,” pungkasnya.
»»  READMORE...

02 Juni, 2008

Inovatif dengan Mewarnai


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Hans Natanael Tanjaya. Bocah yang 19 Desember lalu genap berusia enam tahun ini tidak pernah diam. Selalu bergerak ke sana kemari. Untuk menumbuhkan konsentrasi dan membuatnya fokus, Suprapto dan Aily memilih untuk memberikan tambahan pelajaran mewarnai kepada putra pertamanya tersebut.
Gayung bersambut. Abang Gracia Clarissa Tanjaya ini pun tertarik dan berminat. Perlahan polesan cat maupun crayon di atas kertas yang sudah memiliki objek gambar tersebut semakin membaik. Belasan perlombaan juga telah diikuti. Nama murid TK A Kalam Kudus Pontianak masuk final di sejumlah event dan baru-baru ini menyabet juara harapan III lomba mewarnai yang digelar Harian Borneo Tribune, 18 Mei kemarin.
Penggemar nasi putih, daging sapi dan telur goreng ini pun senang. Begitu juga dengan kedua orangtuanya. Saat perlombaan dalam rangka 1st Anniversary Harian Borneo Tribune, Hans dan keluarganya pulang sebelum pengumuman juara. Kedua orangtuanya merasa terkejut saat membaca pemberitaan putra pertamanya keluar sebagai juara harapan III. Ini prestasi pertama anaknya yang sebagai pemula di arena mewarnai.
“Saya sering mengikutkan Hans perlombaan. Kami ingin mengasah minat mewarnainya dan membuatnya berani. Namun sebelum pengumuman juara kami sudah pulang dulu karena target bukan untuk juara. Ketika di Borneo Tribune, Hans keluar sebagai juara harapan III, saya senang dan langsung menelepon Hans,” aku Aily ibunda Hans.
Hans sendiri mengaku senang dengan kemenangan tersebut. Puluhan koleksi hasil mewarnai pun diperlihatkannya. Dari mewarnai es campina, kartun, pemandangan, manusia, bangunan dan lain sebagainya.
“Anak saya ini tidak bisa diam, suka bergerak kemana saja. Saya ingin merangsang konsentrasi dan membuatnya fokus sehingga kami mengkursuskannya mewarnai. Ini yang menjadi tujuan kami,” aku Aily.
Upaya Aily yang hendak membuat Hans fokus mulai berberhasil. “Waktu awal-awal kita lomba, anak-anak yang lain konsentrasi, Hans malah ke sana kemari, kepala tengok sana tengok sini, tetapi sekarang sudah konsentrasi dan menyelesaikan kerjaannya. Hans juga dibimbing guru-gurunya,” ucap ibu muda ini.
Hans yang gemar nonton film kartun sponge bob dan power range ini, bercita-cita menjadi pilot dan lebih suka mewarnai pemandangan, pesawat dan robot. “Hans sudah sering ikut lomba dan ada yang keluar sebagai finalis. Dengan ikut banyak lomba kita ingin daya kreativitas Hans bisa terus berkembang dan lebih konsentrasi mengerjakan sesuatunya. Karena dia masih pemula jadi masih butuh bimbingan guru,” pungkasnya
»»  READMORE...

Dibalik Keluarnya ‘SK Naga’


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Keluarnya Surat Keputusan (SK) Walikota Pontianak Nomor 127 Tahun 2008 ‘SK Naga’ tentang larangan memperjualbelikan petasan dan arak-arakan Naga-Barongsai di Kota Pontianak tidak semudah membalikan telapak tangan.
Banyak pertimbangan yang membuat Walikota Pontianak dr H Buchary Abdurachman, SPKK memilih SK yang dinilai kontroversi tersebut. Buchary rela mengambil resiko secara politik dirinya tidak populis dan menjadi korban ‘politisir’.
Rabu, 21 Mei 2008 sekitar pukul 14.00, Walikota saya temui. Saat itu, Buchary juga hendak diwawancarai Andreas Harsono dari Yayasan Pantau. Saya bersama Andreas berkesempatan panjang mengetahui alasan sehingga keluar ‘SK Naga’.
Buchary memulai pembicaraan mengenai ‘ilmu’ Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan yang hadir pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di MA. Buchary menjelaskan mengenai Pancasila.
“Pada prinsipnya Pancasila itu memiliki nilai-nilai universal tetapi tetap pada budaya Indonesia yang bersifat lokal. Di Indonesia, budaya merupakan mozaik budaya daerah dan Pancasila ada kaitan dengan budaya Indonesia seperti kata pepatah ‘di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. Jadi tidak semua bisa diuniversalkan,” jelas Buchary.
Budaya Amerika, kata Buchary tidak semua bisa ditiru. Di Amerika, habis berkompetisi bersalaman. sebagai contoh, pemilihan presiden di negeri Paman Sam tersebut, setelah pengumuman pemenang, kandidatnya bersalaman tetapi di Indonesia, banyak kasus Pilkada yang berujung pada kerusuhan. “Kite di sini nih, bertengkar langsung berkelahi,” ucap Buchary.
Ditegaskan Buchary, dirinyalah orang pertama yang ‘main’ Naga di Kota Pontianak pada tahun 2000. “Saya yang melepas pawai Naga, saya menggelar festival dan menyiapkan pialanya, Piala Walikota. Sampai tahun 2007, suasana Kota Pontianak sangat kondusif dan di awal tahun 2008 terjadi peristiwa perkelahian orang per orang yang sudah menjurus sentimen etnis-kasus Gang 17 Jalan Tanjungpura-pertengahan Januari 2008. Ini bisa diselesaikan secara formal tetapi tidak bisa selesai secara emosional,” Buchary mulai membuka alasan terbitnya ‘SK Naga’.
30 Januari 2008, digelar rapat Muspida Kota Pontianak. “Kita minta pendapat Polisi, Kondim, Kejari, Ketua DPRD Kota Pontianak maka disarankan untuk kegiatan festival dan permainan naga tidak dulu. SK bersifat temporary dan ini sifatnya sementara. Secara teknis tanggungjawab keamanan Kota Pontianak, Walikota,” paparnya.
Keluarnya SK Naga tersebut, membuat Buchary mendapatkan kecaman dari sejumlah orang. “Itu sifatnya situsional. Ini tanggungjawab dan resiko pemimpin. Ini untuk menyelamatkan kepentingan lebih besar walaupun akibatnya saya tidak populis,” aklu Buchary.
Pada tahun 1998, dijelaskan Walikota yang ramah ini, terjadi peristiwa kerusuhan di Kabupaten Sambas. “Saya percaya periodisasi karena Pontianak beda dengan Kota Padang, Yogya. Pontianak ini Indonesia kecil. Kita satu bangsa, jangan tanya dariman berasal tetapi bagaimana budaya dijunjung, seperti kata pepatah tadi dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Bagaimana menjaga keseimbangan. Inilah yang menjadi tugas pemerintah. Yang perlu direm, direm dulu. Yang perlu didorong, didorong dulu. Terpenting bagaimana kita memberikan pelayanan seimbang. Dalam SK Naga ini, saya ambil resiko, itu kepentingan yang lebih besar, walaupun secara politik saya tidak populis,” tukas Buchary.
Keputusan ini, kata Buchary lebih baik daripada Kota Pontianak ini terganggu keamanannya. ‘Ini pengalaman saya 10 tahun jadi Walikota Pontianak, bagaimana menyeimbangkan, bagaimana melayani orang miskin. Untuk mengetahui status ekonomi mereka saya masuk ke rumah mereka dan ternyata orang miskin itu survive karena mereka berpikiran positif dan tidak mudah menyerah,” ungkapnya.
Aturan itu, kata Buchary lagi, merupakan instrumen untuk mengatur tetapi bukan tujuan. “Suasana kondusif, SK Naga kita evaluasi. Festival meriam karbit itu 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah Idul Fitri dan hanya boleh dimainkan di pinggir Sungai Kapuas. Naga kita izinkan hanya di stadion. Kita liat Matador, Bantengnya kan juga tidak diiringi ke jalan. Kita ingin kemarin Naga itu diangkut pakai mobil bukan diarak. Ini juga saya sampaikan ke tingkat Istana Presiden,” aku Buchary.
Dan Istana, kata Buchary memahami karena ini untuk kepentingan yang lebih besar. Ketika ditanya mengenai keputusan SBY yang mengulur Ahmadiyah, Buchary mengajak agar yang salah didoakan sehingga diberikan rahmat oleh Tuhan YME agar kembali ke jalan yang benar dan Ahmadiyah dibina dulu dengan sungguh-sungguh.
“Selesai rapat Muspida yang membahas ‘SK Naga’, saya panggil sekitar 20-an pemuka-pemuka masyarakat Tionghoa menjelaskan SK Naga. Banyak yang mendukung dan hanya 1-2 saja yang menolak. Pertimbangan yang diambil sudah luar biasa, kalau diizinkan bisa kaca. Saya pernah mengayomi pengungsi eks kerusahan Sambas selama 3 tahun dengan sejumlah 30.000 orang. Mereka ditempatkan di rengah-tengah Kota Pontianak. Pernah kejadian di tol, 4 jam saya turun ke jalan berunding dengan tokoh-tokoh masyarakat kemudian aman. Masyarakat Kota Pontianak ini beragam yang penuh dinamika sehingga ada kemungkinan berbuat ekstrem,” ucapnya.
Untuk itu, kata Buchary, Indonesia mempunyai jati diri bangsa sehingga kondisi kondusif yang ada harus tetap terjaga jangan sampai mengorbankan kepentingan yang lebih besar.
»»  READMORE...

25 Mei, 2008

Seabad Harkitnas dengan Hiburan Rakyat


Taman Alun Kapuas Pontianak menjadi tempat terakhir tour ‘hiburan rakyat’ dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dan 1st Anniversary Borneo Tribune.
Kegiatan ini kami gelar bersama PT Idola Insani yang memegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U. Kami sama sekali tidak menyangka sambutan dan antusias masyarakat sangat besar. Dukungan dengan tetap menjaga keamanan sangat berarti dalam menyukseskan ‘hiburan rakyat’ ini.
Kami berharap penampilan Hengky Kurniawan Chova, Sir Rooney dan para model dari Adi Aspro mampu menghibur masyarakat sekalian.
Acara ini memang kami kemas dengan nuansa nasionalisme. Rasa kebangsaan yang mulai terkikis ini, kami coba bangkitkan kembali. Bangkit seperti makna puisi yang dibacakan artis senior Indonesia Dedy Mizwar.
Di saat masyarakat dipusingkan dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), kami berusaha hadir dengan memberikan hiburan secara gratis. Semoga ini bisa meringankan sejenak pikiran dan melepaskan lelah dari himpitan ekonomi.
Kami haturkan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Dengan kepercayaan tersebut, kami bisa terus tumbuh, berkembang dan semakin eksis di Kalimantan Barat.
Tidak lupa pula kami sampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat Sintang, Landak dan Kota Pontianak yang antusias menyaksikan serta turut bersama-sama menjaga keamanan sehingga hiburan rakyat berlangsung lancar dan sukses.
Tentu, ini akan menjadi bukti kondisi Kalbar sangat kondusif. Aman untuk berinvestasi, berusaha dan membangun. Sekali lagi, terimakasih kepercayaan yang telah diberikan kepada kami.
»»  READMORE...

Puluhan Prestasi di Tangan Jovian


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Serius. Kesan ini terlihat dari sosok Jovian Christo Foshield, 6. Duduk paling ujung dengan tangan terus memoles crayon di atas kertas gambar yang telah disediakan panitia lomba mewarnai dalam rangka 1st Anniversary Borneo Tribune, Minggu, 18 Mei lalu.
Jovian tak banyak bergerak. Sesekali kepalanya tegak dan kemudian larut dalam mewarnai. Perlahan, satu-persatu objek dibalut dengan warna. Polesan tak hanya poles, objek yang awalnya hanya garis hitam mulai terkesan hidup dan seperti asli.
Satu jam Jovian berkutat. Sosoknya pun mulai menjadi perhatian. Sejumlah pasangan mata orangtua yang mendampingi serta panitia tertuju melihat kreasi serta hasil permainan warnanya. Itu belum selesai, tepat dua jam anak pertama pasangan Jono, ST dan Silvia ini menyelesaikan gambarnya.
Decak kagum banyak terlontar. Saat pengumuman pemenang, Jovian berhasil menyabet nomor dua. Hasil ini menambah koleksi juaranya.
Bocah yang lahir 9 Juni 2002 ini termasuk anak-anak berprestasi di Kalbar. Puluhan piala dari sejumlah lomba yang diikuti tampak memenuhi lemari kaca yang berada di lantai dua kediaman orangtuanya di Jalan Siam.
Ruko berlantai tiga tersebut terlihat ramai dipenuhi para pelajar yang mengikuti bimbingan belajar (Bimbel). Sang ayah, Jono terlihat betul-betul memanfaatkan setiap ruangan untuk dirinya berbagi pengetahuan dengan para siswa.
“Saya mengetahui bakat Jovian ini sejak dia berusia 4,5 tahun. Dia suka menggambar dan saat itu, saya juga sudah mengikutkan Jovian lomba mewarnai. Karena baru dan belum pengalaman, belum dapat juara. Tetapi kami senang Jovian berani ikut lomba,” aku Silvia ibunda Jovian.
Tidak waktu khusus bagi Jovian untuk belajar mewarnai. Kedua orangtuanya memberikan kebebasan kapanpun dirinya mau mewarnai. “Namanya juga anak-anak, kita harus mendorong dan membimbing,” ucap Silvia.
Bakat Jovian semakin tampak saat dirinya masuk taman kanak-kanak. Bocah yang gemar makan ayam KFC ini, belajar di TK Karya Yosef. Karena usianya masih belia, Jovian duduk di TK A.
Jovian semakin terasah bakatnya. Saat di TK A, penggemar roti dan keju ini kembali ikut perlombaan mewarnai yang digelar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Hasilnya? Jovian berhasil menyabet juara III. Ini merupakan juara yang pertamakali disabetnya.
Sejak berhasil menyabet gelar pertama kali tersebut, Jovian seringkali mengikuti lomba. Hingga saat ini sudah 29 piala dan penghargaan diraihnya dengan juara yang bervariasi. Lebih banyak juara satu. “Untuk penilaian hasil karya anak-anak jelas tergantung dari juri. Kami sangat bangga sekali ketika Jovian keluar sebagai juara pertama lomba mewarnai Nusantara Expo di Pontianak Convention Center (PCC) kemarin,” aku Silvia.
Ditambahkan Jono, selain itu prestasi yang cukup membanggakan ketika anak pertamanya ini keluar sebagai juara pertama mewarnai HUT Bank Kalbar 2008,” aku Jono.
Menurut Jono, sejak kecil anaknya ini sudah suka corat-coret. Setelah mengikuti lomba pertama, selanjutnya Jono berinisiatif mengasah kemampuan Jovian dengan ikut perlombaan lainnya. “Kalau menggambar Jovian ini serius dan tidak mau diganggu,” jelas Jono.
Jovian sendiri mengaku dirinya sangat suka melukis robot serta menggambar alat-alat transportasi seperti kapal laut. Bocah yang juga suka film kartun sponge bob dan masked rider ini, juga menyenangi pelajaran menghitung serta bercita-cita menjadi dokter.
Penggemar warna ungu ini juga berkeinginan untuk mengikuti olympiade science. “Selain mewarnai, kita ingin Jovian juga tetap memprioritaskan pelajarannya. Ke depan seperti matematika dan science. Dia ingin ikut olympiade karena termotivasi oleh anak didik saya yang ikut olympiade. Kami sebagai orangtua mendorong dan membimbing,” aku Jono.

Sejumlah Prestasi yang Diraih Jovian

Juara I mewarnai pada acara Nusantara Expo tahun 2008 di PCC.
Juara I mewarnai Suzuki
Juara I launching tabungan baru Bank Bukopin
Juara I mewarnai pada acara vegetarian food bazar di Matahari Mall
Juara I mewarnai di Taman Gita NandaJuara I mewarnai yang diselenggarakan Toko Buku Karisma
»»  READMORE...

Jadi Dokter yang Bisa Buat Komik



Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Rumah di Komplek Pancasila Indah tersebut terlihat lengang. Namun sambutan ramah seketika menyeruak saat pintu depan diketok. Tampak gadis mungil berambut panjang kerinting dengan kulit putih didampingi ibunya membukakan pintu.
Gadis tersebut bernama Belinda Phelia. Sosok belia ini peraih juara pertama lomba mewarnai yang digelar Harian Borneo Tribune dalam memperingati ulang tahun pertama, Minggu, 18 Mei kemarin.
Tak kalah ramahnya, Lucya ibu kandung Belinda. Wanita ini selalu dengan setia menemani anak keduanya mengikuti setiap perlombaan. Di samping Belinda, tampak abang kandungnya, William Phendra, 9. Pelajar kelas 3 SD Karya Yosef ini juga jago melukis dan mewarnai. Karya William pernah dikirim ke perlombaan di Australia dan masuk sebagai finalis. Babak final akan digelar di Filipina.
Belinda merupakan anak kedua dari pasangan Tek Beng dan Lucya. Gadis kelahiran 20 Oktober 2001 ini kini duduk di kelas I SD Karya Yosef. Ketika dikunjungi, Belinda tampak tak bisa diam. Keinginan tahunya begitu besar. Tidak hanya book note yang dipandang dan dipegang, tulisan di dalamnya pun diperhatikan benar. Beberapa pertanyaan ringan yang dilemparkan dijawabnya dengan suara jelas dan tanpa ragu-ragu.
Anak yang belum berusia tujuh tahun ini memiliki segudang prestasi di lomba mewarnai. 40 trophy dan penghargaan telah disabetnya sejak masih duduk di taman kanak-kanak (TK). Itu belum termasuk lomba-lomba yang diikutinya dan keluar sebagai juara, dimana panitia tidak menyediakan trophy.
Kedua anak pasangan Tek Beng dan Lucya memang memiliki bakat melukis dan mewarnai. Sejak kecil mereka sudah terbiasa coret mencoret dan terus terlatih serta terasah oleh lomba-lomba.
Bakal melukis terlihat lebih dahulu pada sang ‘koko’ (panggilan buat abang di kalangan Tionghoa). Belinda yang baru berusia 2,5 tahun sering diajak ibunya menemani sang abang mengikuti lomba. Permainan crayon yang dilakukan William ternyata menggoda dan menarik perhatian sang adik. Perlahan Belinda juga ikut mewarnai. Dirinya memulai dengan coret-coretan dan hal ini dianggap ibunya biasa-biasa saja. Awal yang biasa tersebut ternyata memendam bakat yang luar biasa.
Belinda terlihat apik mewarnai. Gambar-gambar diberikan tuntas diwarnainya semua dengan rapi. Lucya melihat bakat anaknya tersebut. Belinda kemudian dikursuskan. Tidak hanya satu guru, beberapa guru juga turut mengasah kemampuan gadis periang penggemar warna pink ini.
“Awalnya biasa-biasa saja. Belinda sering saya ajak mengikut koko nya bila ikut lomba. Lama-lama Belinda sendiri yang mewarnai dan itu selesai. Semua gambar kita berikan selesai diwarnai. Banyak teman-teman saya bilang, Belinda ini memiliki aura dan bakat yang kuat,” aku Lucya.
Lucya sebelumnya memutuskan untuk tidak bekerja. Dirinya lebih memfokuskan mengurus dua buah hatinya. “Sekarang Belinda melukis dan mewarnai belajar sendiri. Ya namanya anak kecil, kapan dia mau melukis ya melukis, kapan mewarnai ya mewarnai. Tidak ada waktu khusus untuk mereka belajar melukis atau mewarnai. Saya dan suami juga tidak menekankan itu. Belinda ini juga suka melukis dan menulis, dia lagi buat satu komik,” ucap Lucya sambil melirik Belinda yang tersenyum-senyum.
Belinda lantas mengambil selembar kertas gambar. Di atas kertas sudah ada sejumlah gambar kartun dengan cerita seperti komik. Tampak sekali daya imajinasi, inovasi dan kreativitas anak yang suka makan capcay ini.
Belinda di sekolah termasuk anak yang cerdas. Tidak hanya mewarnai, secara akademis sangat diperhitungkan. Di kelas dirinya berhasil meraih rangking 2 dengan nilai rata-rata 94,3. Gadis periang tahu menempatkan diri. Saat belajar dirinya tekun dan tidak pernah nakal, namun bila istirahat, kesempatan tersebut benar-benar digunakan untuk bermain.
Penggemar film kartun sponge bob ini termasuk anak yang tidak suka menerima begitu saja apa yang diberikan. Dirinya lebih suka mengembangkan ide kreatifnya sendiri. Menurut cerita Lucya, anak kedua tersebut pernah diberi tugas sama guru tapi Belinda nolak karena ia ingin mengembangkan ide sendiri.
“Kita beri gambar pesta, malah muncul ide Belinda kalau gambar pesta harus ada kursi-kursi, orang, meja tempat makan dan menyimpan makan. Belinda ini tidak mudah menerima begitu saja dan dia selalu berusaha mengembangkan daya kreativitasnya,” urainya.
Seperti anak-anak seusianya, Belinda masih suka minum susu. Bila malam, dirinya tidur tepat waktu pukul 20.00. Selain Sponge Bob, Belinda juga suka film kartun Barbie.
Banyak sekali perlombaan yang diikuti oleh Belinda dan hampir semua dirinya keluar sebagai pemenang. Beragam trophy dan penghargaan telah dikoleksi. Walaupun begitu, pendidikan menjadi prioritas bagi orangtuanya buat Belinda. “Saya mau jadi dokter. Tetapi jadi dokter yang bisa mewarnai dan membuat komik,” aku Belinda polos.
Keinginan membuat komik pada diri Belinda sangat besar. Dirinya kepingin anak-anak yang lain bisa ikut membaca hasil karya dan terhibur. “Saya lagi buat satu komik, tapi masih kurang rapi. Ada kata-katanya kayak orang ngomong,” ucapnya.
»»  READMORE...

The International Arwana Exhibition and Contest 2008

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
The Internasional Arwana Exhibition and Contest 2008 yang dilangsungkan di Pontianak Convention Center (PCC), hari ini resmi dibuka untuk umum. Event pertama di Kalbar dan terbesar di Asia ini dijadwalkan dibuka Wakil Gubernur, Drs Christiandy Sanjaya, MM.
Rabu kemarin, 100 ikan Arwana konstestan yang berasal dari Kalbar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Malaysia menjalani penilaian dari para dewan juri yang didatangkan dari Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia dan Taiwan. Karena membutuhkan konsentrasi, penilaian sendiri berlangsung tertutup dari pengunjung.
“Event ini terbuka untuk umum sejak di buka oleh Wakil Gubernur, besok (Kamis,ed). Kita tadi melakukan penilaian terhadap ikan dan ini dilangsungkan tertutup,” jelas Ketua Media Informasi Center (MIC) Gunawan Lim selaku penyelenggara.
Dalam contest pertama ini, panitia menilai dalam tiga kategori yaitu, Kategori A, size ikan di bawah 35 cm, kategori B size ikan mencapai 35-45 cm, sedangkan kategori C size ikan di atas 45 cm.
Jenis ikan yang boleh tampil dalam The International Arwana Exhibition and Contest 2008 ini hanya jenis ‘Super Red’ saja. Bagi pemenang akan mendapatkan Nissan Livina dan tiga buah medali emas.Gunawan mengaku optimisi, masyarakat Kalbar tidak akan melewarti even bergengsi ini dan siap turut serta menyukseskannya. “Kita ini lebih memperkenalkan ikan Arwana terutama yang dari Kalbar. Ini juga membantu menarik wisatawan, investor serta mengangkat nama Kalbar. Kita harapkan semua pihak untuk bersama-sama menyukseskannya,” ajak Gunawan
»»  READMORE...

Perkuat Ekonomi Rakyat

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Trend kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi di Kalimantan Barat sepertinya akan semakin berlanjut akibat belum meredanya kenaikan harga minyak dunia, serta terjadinya krisis pangan di dunia.
“Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan kita semua, karena telah berimbas ke daerah. Harga-harga kebutuhan pokok di daerah juga ikut-ikutan naik sehingga semakin membebani masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut juga akan membebani baya produksi sektor usaha kecil dan menengah sehingga berpotensi memicu inflasi dan memperlemah daya beli masyarakat, serta meningkatkan jumlah penduduk miskin,” ucap Ketua DPRD Kota Pontianak, H.Gusti Hersan Aslirosa.
Hersan juga menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia saat ini telah memaksa Pemerintah Pusat untuk merencanakan penarikan subsidi BBM. “Presiden SBY beberapa waktu yang lalu telah memberikan sinyal kemungkinan kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun ini”, ujarnya.
Ia mengkhawatirkan apabila BBM benar-benar dinaikan, maka kenaikan harga-harga semakin menggila yang akan berdampak kepada peningkatan beban ekonomi masyarakat.
“Dalam rangka untuk mengantisipasi imbas rencana kenaikan BBM terhadap kesejahteraan masyarakat tersebut, maka saya sangat berharap Pemerintah Kota Pontianak beserta instansi terkait dapat melakukan koordinasi secepatnya untuk mengambil langkah-langkah antisipatif guna mengurangi semakin beratnya beban ekonomi masyarakat. Pemerintah Kota Pontianak perlu mengambil langkah-langkah antisipatif dan praktis untuk melakukan penguatan ekonomi rakyat”, ujar Ketua Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia ini.
Hersan juga mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya krisis pangan di Kalbar. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia merupakan salah satu faktor pemicu dari naiknya harga kebutuhan pokok di seluruh dunia, termasuk Indonesia . Selain itu kebijakan negara adikuasa Amerika dan negara-negara di Eropa yang sangat agresif mengkonversi bahan pangan menjadi bahan bakar minyak juga telah mengakibatkan supply bahan pangan dunia menjadi berkurang.
Akibatnya harga pangan menjadi naik. Sementara itu, menurutnya negara-negara produsen pangan dunia saat ini sedang mengurangi ekspor bahan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri mereka. “Berbagai fenomena itulah yang telah mengakibatkan melambungnya harga bahan pangan dunia, termasuk di Indonesia ,” ujarnya.
»»  READMORE...

Jangan Jadikan Masyarakat Tumbal Illegal Logging

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Anggota DPRD Kalbar, Tobias Ranggie, SH meminta aparat untuk tidak menjadi masyarakat tumbal untuk penanganan illegal logging. Dirinya menegaskan kayu asal Kapuas Hulu yang ditangkap di Sintang beberapa hari lalu adalah kayu tebang banjir dan bukan kayu mekanik.
Pernyataan ini disampaikan Tobias Ranggie via handphone selulernya, Sabtu (2/2) malam menyikapi penahanan aparat keamanan terhadap kayu-kayu masyarakat di Sintang. “Itu kayu-kayu hasil tebang banjir. Itu bukan kayu hasil illegal logging dan itu bukan kayu mekanik. Pada banjir lalu yang cukup besar masyarakat tidak bisa menyadap karet, tidak bisa menangkap ikan dan tanaman padi mereka terkena fuso (kosong, red). Cuma satu-satu cara untuk menyambung hidup dengan menebang kayu. Itu bukan untuk menambah kekayaan tetapi sekedar menyambung hidup,” tukas Tobias.
Ironisnya, kata Tobias, bila terjadi bencana alam, Kapuas Hulu tidak pernah mendapatkan bantuan, baik dari provinsi maupun pemerintah pusat. “Ketika daerah lain terkena bencana, ramai-ramai memberikan bantuan, namun di dekat daerah sendiri tidak. Tidak ada bedanya masyarakat Kapuas Hulu dengan yang lainnya,” ucapnya.
Ditegaskan Wakil Ketua Komisi C ini, selama ini dikatakan illegal logging masih marak di Kalbar dan ini menunjukkan serta membuktikan bahwa tidak ada ketegasan aparat dalam menegakkan hukum. “Yang bertanggung jawab ya semua pihak yang terlibat dalam penanganan illegal logging. Apakah mereka tidak tahu? Kalau mereka tidak tahu berarti mereka tidak menjalankan tugas dengan baik. Kita lihat selama ini berapa banyak kayu dari perhuluan yang lolos sampai ke Pontianak? Mereka diminta duit! Mungkin kayu yang tak bisa lolos ini karena tidak dapat kasih duit. Saya minta jangan masyarakat dijadikan tumbal untuk contoh penegakan hukum,” kecamnya.Aparat, kritik Tobias sebaiknya melakukan koreksi diri karena kalau kayu bisa lolos berarti ada yang bermain-main di balik penegakan hukum. “Bukan kita tidak mendukung dan setuju dengan tindakan yang dilakukan, tetapi lihat keadaan masyarakat yang sehari-hari sulit memenuhi kebutuhannya. Saya rasa penangguhan harus dilakukan karena mereka butuh makan dan minum serta menghidupkan keluarga,” pungkasnya.
»»  READMORE...

Bangun Pelabuhan Samudera di Teluk Batang

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Kabupaten Kayong Utara (KKU) memiliki potensi perkebunan, kelautan dan perikanan yang cukup besar. Kondisi perlu didukung infrastruktur pelabuhan sebagai akses keluar.
“Ke depan Kabupaten Kayong Utara sudah layak memiliki sarana pelabuhan yang bertaraf internasional berupa pelabuhan samudera. Daerah yang cocok di Telok Batang dan ini akan membuat pengiriman barang serta jasa dari hulu Sungai Kapuas lebih dekat ketimbang melalui pelabuhan Pontianak,” ulas salah satu bakal calon Bupati Kabupaten Kayong Utara, Drs Citra Duani.
Bila melalui Telok Batang, ucap Citra akan menekan waktu perjalanan sehingga lebih cepat dan biaya akan lebih murah. “Akses ke daerah tujuan seperti pulau Jawa khususnya pelabuhan Semarang bisa langsung karena tidak beberapa jauh dari Telok Batang sudah masuk Selat Karimata. Dengan adanya pelabuhan akses akan lebih terbuka, perekenomian masyarakat cepat bergerak lebih maju dan muaranya pada kesejahteraan meningkat,” ulasnya.
Selain itu juga, dengan adanya pelabuhan ini akan membuka akses wisata mengingat Kabupaten Kayong Utara memiliki Gunung Palung dengan keanekaragaman hayati flora maupun fauna dengan species terlengkap di dunia yang biasa menjadi obyek penelitian dari peneliti dalam dan luar negeri.
“Namun kendala untuk mengakses Gunung Palung pada infrastruktur jalan. Bila ini sudah terbangun makan nilai jualnya sebagai daerah wisata alam dan penelitian akan semakin tinggi yang berdampak multi efek untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga bisa menjadi sumber air bersih dan pembangkit energi listrik,” papar PNS Pemprov Kalbar ini.Putra Kayong Utara juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi infrastruktur yang sangat minim. “Ke depan membuka lebih banyak lagi akses-akses jalan seperti menuju Kecamatan Seponti dan Simpang Hilir serta ke Pulau Maya Karimata. Ini merupakan daerah hasil pertanian dan bila terbuka akan menekan biaya angkut sehingga pendapatan petani akan lebih besar. Kondisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus di sector pendidikan dan kesehatan yang sarana serta pelayanannya sulit dijangkau masyarakat,” pungkasnya
»»  READMORE...