Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Kepengurusan Majelis Adat Budaya Melayu Pusat periode 2002-2007 akan segera berakhir. 28-30 Desember mendatang dan bertempat di rumah Melayu akan dilangsungkan Musyawarah Besar (Mubes).
Kegiatan akbar di akhir kepengurusan ini diselenggarakan untuk mendengar dan membahas laporan pertanggungjawaban kepengurusan yang dipimpin duet H Abang Imien Thaha dan Dr. H. Chairil Effendy, membentuk kepengurusan untuk lima tahun mendatang serta menyusun program kerja periode 2007-2012.
Segala persiapan sudah dilakukan panitia pelaksana yang diketuai Drs H Kashmir Bafiroes, MSi dengan Sekretaris Drs H Rusman Namsurie serta starring committee yang diketuai Chairil Effendy dengan Sekretaris Drs Budiman Thahir.
Sore kemarin di sekretariat Rumah Melayu, panitia masih rapat. Rapat ini dipimpin ketua SC.
Sekretaris organizing committee, Drs H Rusman Namsurie ditemui usai rapat mengatakan pada Mubes pengurus pusat MABM akan diikuti peserta dari 12 kabupaten/kota masing-masing diwakili lima utusan ditambah pengurus MABM pusat, penasehat, pemangku adat, pengurus harian. “Diperkirakan sekitar 120 orang belum ditambah dengan pengunjung,” jelas Rusman.
Agenda Mubes sendiri, ungkap Rusman diantaranya mendengarkan dan membahas laporan pertanggungjawaban pengurus pusat MABM periode 2002-2007, memilih pengurus baru serta menyusun program kerja untuk periode 2007-2012.
“Sementara ini kita lebih focus pada mensosialisasikan adat dan budaya Melayu. Dengan adanya MABM adat dan budaya terkawal keberadaannya yang diwariskan kepada generasi muda. Salah satu yang dilakukan untuk mensosialisasikannya dengan menggelar festival budaya Melayu yang setiap tahun dilaksanakan dengan kegiatan terus bertambah,” papar Rusman.
Keberadaan MABM dengan Rumah Melayu, menurut Rusman semakin kuat sehingga ke depan, akan difokuskan lebih memperkuat organisasi hingga sampai ke kecamatan dan ini akan membantu menyerap aspirasi masyarakat.“Untuk periode ini, kepengurusan berhasil mewujudkan Rumah Melayu, menggelar festival budaya Melayu, menggelar seminar kain Songket yang terus disosialisasikan dan rencananya dipatenkan sebagai kain yang berasal dari Kalbar, kita juga terus menggalang kerjasama di bidang home industry yang sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sekarang kita merasakan eksistensi MABM tidak hanya di Kalbar saja tetapi sudah di dunia Melayu dan Islam, sudah menginternasional,” ucap Rusman.
»» READMORE...
Borneo Tribune, Pontianak
Kepengurusan Majelis Adat Budaya Melayu Pusat periode 2002-2007 akan segera berakhir. 28-30 Desember mendatang dan bertempat di rumah Melayu akan dilangsungkan Musyawarah Besar (Mubes).
Kegiatan akbar di akhir kepengurusan ini diselenggarakan untuk mendengar dan membahas laporan pertanggungjawaban kepengurusan yang dipimpin duet H Abang Imien Thaha dan Dr. H. Chairil Effendy, membentuk kepengurusan untuk lima tahun mendatang serta menyusun program kerja periode 2007-2012.
Segala persiapan sudah dilakukan panitia pelaksana yang diketuai Drs H Kashmir Bafiroes, MSi dengan Sekretaris Drs H Rusman Namsurie serta starring committee yang diketuai Chairil Effendy dengan Sekretaris Drs Budiman Thahir.
Sore kemarin di sekretariat Rumah Melayu, panitia masih rapat. Rapat ini dipimpin ketua SC.
Sekretaris organizing committee, Drs H Rusman Namsurie ditemui usai rapat mengatakan pada Mubes pengurus pusat MABM akan diikuti peserta dari 12 kabupaten/kota masing-masing diwakili lima utusan ditambah pengurus MABM pusat, penasehat, pemangku adat, pengurus harian. “Diperkirakan sekitar 120 orang belum ditambah dengan pengunjung,” jelas Rusman.
Agenda Mubes sendiri, ungkap Rusman diantaranya mendengarkan dan membahas laporan pertanggungjawaban pengurus pusat MABM periode 2002-2007, memilih pengurus baru serta menyusun program kerja untuk periode 2007-2012.
“Sementara ini kita lebih focus pada mensosialisasikan adat dan budaya Melayu. Dengan adanya MABM adat dan budaya terkawal keberadaannya yang diwariskan kepada generasi muda. Salah satu yang dilakukan untuk mensosialisasikannya dengan menggelar festival budaya Melayu yang setiap tahun dilaksanakan dengan kegiatan terus bertambah,” papar Rusman.
Keberadaan MABM dengan Rumah Melayu, menurut Rusman semakin kuat sehingga ke depan, akan difokuskan lebih memperkuat organisasi hingga sampai ke kecamatan dan ini akan membantu menyerap aspirasi masyarakat.“Untuk periode ini, kepengurusan berhasil mewujudkan Rumah Melayu, menggelar festival budaya Melayu, menggelar seminar kain Songket yang terus disosialisasikan dan rencananya dipatenkan sebagai kain yang berasal dari Kalbar, kita juga terus menggalang kerjasama di bidang home industry yang sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sekarang kita merasakan eksistensi MABM tidak hanya di Kalbar saja tetapi sudah di dunia Melayu dan Islam, sudah menginternasional,” ucap Rusman.