25 Mei, 2008

Seabad Harkitnas dengan Hiburan Rakyat


Taman Alun Kapuas Pontianak menjadi tempat terakhir tour ‘hiburan rakyat’ dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dan 1st Anniversary Borneo Tribune.
Kegiatan ini kami gelar bersama PT Idola Insani yang memegang hak merk Cardinal, Cressida, Damor dan Fit U. Kami sama sekali tidak menyangka sambutan dan antusias masyarakat sangat besar. Dukungan dengan tetap menjaga keamanan sangat berarti dalam menyukseskan ‘hiburan rakyat’ ini.
Kami berharap penampilan Hengky Kurniawan Chova, Sir Rooney dan para model dari Adi Aspro mampu menghibur masyarakat sekalian.
Acara ini memang kami kemas dengan nuansa nasionalisme. Rasa kebangsaan yang mulai terkikis ini, kami coba bangkitkan kembali. Bangkit seperti makna puisi yang dibacakan artis senior Indonesia Dedy Mizwar.
Di saat masyarakat dipusingkan dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), kami berusaha hadir dengan memberikan hiburan secara gratis. Semoga ini bisa meringankan sejenak pikiran dan melepaskan lelah dari himpitan ekonomi.
Kami haturkan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Dengan kepercayaan tersebut, kami bisa terus tumbuh, berkembang dan semakin eksis di Kalimantan Barat.
Tidak lupa pula kami sampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat Sintang, Landak dan Kota Pontianak yang antusias menyaksikan serta turut bersama-sama menjaga keamanan sehingga hiburan rakyat berlangsung lancar dan sukses.
Tentu, ini akan menjadi bukti kondisi Kalbar sangat kondusif. Aman untuk berinvestasi, berusaha dan membangun. Sekali lagi, terimakasih kepercayaan yang telah diberikan kepada kami.
»»  READMORE...

Puluhan Prestasi di Tangan Jovian


Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak

Serius. Kesan ini terlihat dari sosok Jovian Christo Foshield, 6. Duduk paling ujung dengan tangan terus memoles crayon di atas kertas gambar yang telah disediakan panitia lomba mewarnai dalam rangka 1st Anniversary Borneo Tribune, Minggu, 18 Mei lalu.
Jovian tak banyak bergerak. Sesekali kepalanya tegak dan kemudian larut dalam mewarnai. Perlahan, satu-persatu objek dibalut dengan warna. Polesan tak hanya poles, objek yang awalnya hanya garis hitam mulai terkesan hidup dan seperti asli.
Satu jam Jovian berkutat. Sosoknya pun mulai menjadi perhatian. Sejumlah pasangan mata orangtua yang mendampingi serta panitia tertuju melihat kreasi serta hasil permainan warnanya. Itu belum selesai, tepat dua jam anak pertama pasangan Jono, ST dan Silvia ini menyelesaikan gambarnya.
Decak kagum banyak terlontar. Saat pengumuman pemenang, Jovian berhasil menyabet nomor dua. Hasil ini menambah koleksi juaranya.
Bocah yang lahir 9 Juni 2002 ini termasuk anak-anak berprestasi di Kalbar. Puluhan piala dari sejumlah lomba yang diikuti tampak memenuhi lemari kaca yang berada di lantai dua kediaman orangtuanya di Jalan Siam.
Ruko berlantai tiga tersebut terlihat ramai dipenuhi para pelajar yang mengikuti bimbingan belajar (Bimbel). Sang ayah, Jono terlihat betul-betul memanfaatkan setiap ruangan untuk dirinya berbagi pengetahuan dengan para siswa.
“Saya mengetahui bakat Jovian ini sejak dia berusia 4,5 tahun. Dia suka menggambar dan saat itu, saya juga sudah mengikutkan Jovian lomba mewarnai. Karena baru dan belum pengalaman, belum dapat juara. Tetapi kami senang Jovian berani ikut lomba,” aku Silvia ibunda Jovian.
Tidak waktu khusus bagi Jovian untuk belajar mewarnai. Kedua orangtuanya memberikan kebebasan kapanpun dirinya mau mewarnai. “Namanya juga anak-anak, kita harus mendorong dan membimbing,” ucap Silvia.
Bakat Jovian semakin tampak saat dirinya masuk taman kanak-kanak. Bocah yang gemar makan ayam KFC ini, belajar di TK Karya Yosef. Karena usianya masih belia, Jovian duduk di TK A.
Jovian semakin terasah bakatnya. Saat di TK A, penggemar roti dan keju ini kembali ikut perlombaan mewarnai yang digelar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Hasilnya? Jovian berhasil menyabet juara III. Ini merupakan juara yang pertamakali disabetnya.
Sejak berhasil menyabet gelar pertama kali tersebut, Jovian seringkali mengikuti lomba. Hingga saat ini sudah 29 piala dan penghargaan diraihnya dengan juara yang bervariasi. Lebih banyak juara satu. “Untuk penilaian hasil karya anak-anak jelas tergantung dari juri. Kami sangat bangga sekali ketika Jovian keluar sebagai juara pertama lomba mewarnai Nusantara Expo di Pontianak Convention Center (PCC) kemarin,” aku Silvia.
Ditambahkan Jono, selain itu prestasi yang cukup membanggakan ketika anak pertamanya ini keluar sebagai juara pertama mewarnai HUT Bank Kalbar 2008,” aku Jono.
Menurut Jono, sejak kecil anaknya ini sudah suka corat-coret. Setelah mengikuti lomba pertama, selanjutnya Jono berinisiatif mengasah kemampuan Jovian dengan ikut perlombaan lainnya. “Kalau menggambar Jovian ini serius dan tidak mau diganggu,” jelas Jono.
Jovian sendiri mengaku dirinya sangat suka melukis robot serta menggambar alat-alat transportasi seperti kapal laut. Bocah yang juga suka film kartun sponge bob dan masked rider ini, juga menyenangi pelajaran menghitung serta bercita-cita menjadi dokter.
Penggemar warna ungu ini juga berkeinginan untuk mengikuti olympiade science. “Selain mewarnai, kita ingin Jovian juga tetap memprioritaskan pelajarannya. Ke depan seperti matematika dan science. Dia ingin ikut olympiade karena termotivasi oleh anak didik saya yang ikut olympiade. Kami sebagai orangtua mendorong dan membimbing,” aku Jono.

Sejumlah Prestasi yang Diraih Jovian

Juara I mewarnai pada acara Nusantara Expo tahun 2008 di PCC.
Juara I mewarnai Suzuki
Juara I launching tabungan baru Bank Bukopin
Juara I mewarnai pada acara vegetarian food bazar di Matahari Mall
Juara I mewarnai di Taman Gita NandaJuara I mewarnai yang diselenggarakan Toko Buku Karisma
»»  READMORE...

Jadi Dokter yang Bisa Buat Komik



Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Rumah di Komplek Pancasila Indah tersebut terlihat lengang. Namun sambutan ramah seketika menyeruak saat pintu depan diketok. Tampak gadis mungil berambut panjang kerinting dengan kulit putih didampingi ibunya membukakan pintu.
Gadis tersebut bernama Belinda Phelia. Sosok belia ini peraih juara pertama lomba mewarnai yang digelar Harian Borneo Tribune dalam memperingati ulang tahun pertama, Minggu, 18 Mei kemarin.
Tak kalah ramahnya, Lucya ibu kandung Belinda. Wanita ini selalu dengan setia menemani anak keduanya mengikuti setiap perlombaan. Di samping Belinda, tampak abang kandungnya, William Phendra, 9. Pelajar kelas 3 SD Karya Yosef ini juga jago melukis dan mewarnai. Karya William pernah dikirim ke perlombaan di Australia dan masuk sebagai finalis. Babak final akan digelar di Filipina.
Belinda merupakan anak kedua dari pasangan Tek Beng dan Lucya. Gadis kelahiran 20 Oktober 2001 ini kini duduk di kelas I SD Karya Yosef. Ketika dikunjungi, Belinda tampak tak bisa diam. Keinginan tahunya begitu besar. Tidak hanya book note yang dipandang dan dipegang, tulisan di dalamnya pun diperhatikan benar. Beberapa pertanyaan ringan yang dilemparkan dijawabnya dengan suara jelas dan tanpa ragu-ragu.
Anak yang belum berusia tujuh tahun ini memiliki segudang prestasi di lomba mewarnai. 40 trophy dan penghargaan telah disabetnya sejak masih duduk di taman kanak-kanak (TK). Itu belum termasuk lomba-lomba yang diikutinya dan keluar sebagai juara, dimana panitia tidak menyediakan trophy.
Kedua anak pasangan Tek Beng dan Lucya memang memiliki bakat melukis dan mewarnai. Sejak kecil mereka sudah terbiasa coret mencoret dan terus terlatih serta terasah oleh lomba-lomba.
Bakal melukis terlihat lebih dahulu pada sang ‘koko’ (panggilan buat abang di kalangan Tionghoa). Belinda yang baru berusia 2,5 tahun sering diajak ibunya menemani sang abang mengikuti lomba. Permainan crayon yang dilakukan William ternyata menggoda dan menarik perhatian sang adik. Perlahan Belinda juga ikut mewarnai. Dirinya memulai dengan coret-coretan dan hal ini dianggap ibunya biasa-biasa saja. Awal yang biasa tersebut ternyata memendam bakat yang luar biasa.
Belinda terlihat apik mewarnai. Gambar-gambar diberikan tuntas diwarnainya semua dengan rapi. Lucya melihat bakat anaknya tersebut. Belinda kemudian dikursuskan. Tidak hanya satu guru, beberapa guru juga turut mengasah kemampuan gadis periang penggemar warna pink ini.
“Awalnya biasa-biasa saja. Belinda sering saya ajak mengikut koko nya bila ikut lomba. Lama-lama Belinda sendiri yang mewarnai dan itu selesai. Semua gambar kita berikan selesai diwarnai. Banyak teman-teman saya bilang, Belinda ini memiliki aura dan bakat yang kuat,” aku Lucya.
Lucya sebelumnya memutuskan untuk tidak bekerja. Dirinya lebih memfokuskan mengurus dua buah hatinya. “Sekarang Belinda melukis dan mewarnai belajar sendiri. Ya namanya anak kecil, kapan dia mau melukis ya melukis, kapan mewarnai ya mewarnai. Tidak ada waktu khusus untuk mereka belajar melukis atau mewarnai. Saya dan suami juga tidak menekankan itu. Belinda ini juga suka melukis dan menulis, dia lagi buat satu komik,” ucap Lucya sambil melirik Belinda yang tersenyum-senyum.
Belinda lantas mengambil selembar kertas gambar. Di atas kertas sudah ada sejumlah gambar kartun dengan cerita seperti komik. Tampak sekali daya imajinasi, inovasi dan kreativitas anak yang suka makan capcay ini.
Belinda di sekolah termasuk anak yang cerdas. Tidak hanya mewarnai, secara akademis sangat diperhitungkan. Di kelas dirinya berhasil meraih rangking 2 dengan nilai rata-rata 94,3. Gadis periang tahu menempatkan diri. Saat belajar dirinya tekun dan tidak pernah nakal, namun bila istirahat, kesempatan tersebut benar-benar digunakan untuk bermain.
Penggemar film kartun sponge bob ini termasuk anak yang tidak suka menerima begitu saja apa yang diberikan. Dirinya lebih suka mengembangkan ide kreatifnya sendiri. Menurut cerita Lucya, anak kedua tersebut pernah diberi tugas sama guru tapi Belinda nolak karena ia ingin mengembangkan ide sendiri.
“Kita beri gambar pesta, malah muncul ide Belinda kalau gambar pesta harus ada kursi-kursi, orang, meja tempat makan dan menyimpan makan. Belinda ini tidak mudah menerima begitu saja dan dia selalu berusaha mengembangkan daya kreativitasnya,” urainya.
Seperti anak-anak seusianya, Belinda masih suka minum susu. Bila malam, dirinya tidur tepat waktu pukul 20.00. Selain Sponge Bob, Belinda juga suka film kartun Barbie.
Banyak sekali perlombaan yang diikuti oleh Belinda dan hampir semua dirinya keluar sebagai pemenang. Beragam trophy dan penghargaan telah dikoleksi. Walaupun begitu, pendidikan menjadi prioritas bagi orangtuanya buat Belinda. “Saya mau jadi dokter. Tetapi jadi dokter yang bisa mewarnai dan membuat komik,” aku Belinda polos.
Keinginan membuat komik pada diri Belinda sangat besar. Dirinya kepingin anak-anak yang lain bisa ikut membaca hasil karya dan terhibur. “Saya lagi buat satu komik, tapi masih kurang rapi. Ada kata-katanya kayak orang ngomong,” ucapnya.
»»  READMORE...

The International Arwana Exhibition and Contest 2008

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
The Internasional Arwana Exhibition and Contest 2008 yang dilangsungkan di Pontianak Convention Center (PCC), hari ini resmi dibuka untuk umum. Event pertama di Kalbar dan terbesar di Asia ini dijadwalkan dibuka Wakil Gubernur, Drs Christiandy Sanjaya, MM.
Rabu kemarin, 100 ikan Arwana konstestan yang berasal dari Kalbar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Malaysia menjalani penilaian dari para dewan juri yang didatangkan dari Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia dan Taiwan. Karena membutuhkan konsentrasi, penilaian sendiri berlangsung tertutup dari pengunjung.
“Event ini terbuka untuk umum sejak di buka oleh Wakil Gubernur, besok (Kamis,ed). Kita tadi melakukan penilaian terhadap ikan dan ini dilangsungkan tertutup,” jelas Ketua Media Informasi Center (MIC) Gunawan Lim selaku penyelenggara.
Dalam contest pertama ini, panitia menilai dalam tiga kategori yaitu, Kategori A, size ikan di bawah 35 cm, kategori B size ikan mencapai 35-45 cm, sedangkan kategori C size ikan di atas 45 cm.
Jenis ikan yang boleh tampil dalam The International Arwana Exhibition and Contest 2008 ini hanya jenis ‘Super Red’ saja. Bagi pemenang akan mendapatkan Nissan Livina dan tiga buah medali emas.Gunawan mengaku optimisi, masyarakat Kalbar tidak akan melewarti even bergengsi ini dan siap turut serta menyukseskannya. “Kita ini lebih memperkenalkan ikan Arwana terutama yang dari Kalbar. Ini juga membantu menarik wisatawan, investor serta mengangkat nama Kalbar. Kita harapkan semua pihak untuk bersama-sama menyukseskannya,” ajak Gunawan
»»  READMORE...

Perkuat Ekonomi Rakyat

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Trend kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi di Kalimantan Barat sepertinya akan semakin berlanjut akibat belum meredanya kenaikan harga minyak dunia, serta terjadinya krisis pangan di dunia.
“Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan kita semua, karena telah berimbas ke daerah. Harga-harga kebutuhan pokok di daerah juga ikut-ikutan naik sehingga semakin membebani masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut juga akan membebani baya produksi sektor usaha kecil dan menengah sehingga berpotensi memicu inflasi dan memperlemah daya beli masyarakat, serta meningkatkan jumlah penduduk miskin,” ucap Ketua DPRD Kota Pontianak, H.Gusti Hersan Aslirosa.
Hersan juga menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia saat ini telah memaksa Pemerintah Pusat untuk merencanakan penarikan subsidi BBM. “Presiden SBY beberapa waktu yang lalu telah memberikan sinyal kemungkinan kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun ini”, ujarnya.
Ia mengkhawatirkan apabila BBM benar-benar dinaikan, maka kenaikan harga-harga semakin menggila yang akan berdampak kepada peningkatan beban ekonomi masyarakat.
“Dalam rangka untuk mengantisipasi imbas rencana kenaikan BBM terhadap kesejahteraan masyarakat tersebut, maka saya sangat berharap Pemerintah Kota Pontianak beserta instansi terkait dapat melakukan koordinasi secepatnya untuk mengambil langkah-langkah antisipatif guna mengurangi semakin beratnya beban ekonomi masyarakat. Pemerintah Kota Pontianak perlu mengambil langkah-langkah antisipatif dan praktis untuk melakukan penguatan ekonomi rakyat”, ujar Ketua Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia ini.
Hersan juga mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya krisis pangan di Kalbar. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia merupakan salah satu faktor pemicu dari naiknya harga kebutuhan pokok di seluruh dunia, termasuk Indonesia . Selain itu kebijakan negara adikuasa Amerika dan negara-negara di Eropa yang sangat agresif mengkonversi bahan pangan menjadi bahan bakar minyak juga telah mengakibatkan supply bahan pangan dunia menjadi berkurang.
Akibatnya harga pangan menjadi naik. Sementara itu, menurutnya negara-negara produsen pangan dunia saat ini sedang mengurangi ekspor bahan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri mereka. “Berbagai fenomena itulah yang telah mengakibatkan melambungnya harga bahan pangan dunia, termasuk di Indonesia ,” ujarnya.
»»  READMORE...

Jangan Jadikan Masyarakat Tumbal Illegal Logging

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Anggota DPRD Kalbar, Tobias Ranggie, SH meminta aparat untuk tidak menjadi masyarakat tumbal untuk penanganan illegal logging. Dirinya menegaskan kayu asal Kapuas Hulu yang ditangkap di Sintang beberapa hari lalu adalah kayu tebang banjir dan bukan kayu mekanik.
Pernyataan ini disampaikan Tobias Ranggie via handphone selulernya, Sabtu (2/2) malam menyikapi penahanan aparat keamanan terhadap kayu-kayu masyarakat di Sintang. “Itu kayu-kayu hasil tebang banjir. Itu bukan kayu hasil illegal logging dan itu bukan kayu mekanik. Pada banjir lalu yang cukup besar masyarakat tidak bisa menyadap karet, tidak bisa menangkap ikan dan tanaman padi mereka terkena fuso (kosong, red). Cuma satu-satu cara untuk menyambung hidup dengan menebang kayu. Itu bukan untuk menambah kekayaan tetapi sekedar menyambung hidup,” tukas Tobias.
Ironisnya, kata Tobias, bila terjadi bencana alam, Kapuas Hulu tidak pernah mendapatkan bantuan, baik dari provinsi maupun pemerintah pusat. “Ketika daerah lain terkena bencana, ramai-ramai memberikan bantuan, namun di dekat daerah sendiri tidak. Tidak ada bedanya masyarakat Kapuas Hulu dengan yang lainnya,” ucapnya.
Ditegaskan Wakil Ketua Komisi C ini, selama ini dikatakan illegal logging masih marak di Kalbar dan ini menunjukkan serta membuktikan bahwa tidak ada ketegasan aparat dalam menegakkan hukum. “Yang bertanggung jawab ya semua pihak yang terlibat dalam penanganan illegal logging. Apakah mereka tidak tahu? Kalau mereka tidak tahu berarti mereka tidak menjalankan tugas dengan baik. Kita lihat selama ini berapa banyak kayu dari perhuluan yang lolos sampai ke Pontianak? Mereka diminta duit! Mungkin kayu yang tak bisa lolos ini karena tidak dapat kasih duit. Saya minta jangan masyarakat dijadikan tumbal untuk contoh penegakan hukum,” kecamnya.Aparat, kritik Tobias sebaiknya melakukan koreksi diri karena kalau kayu bisa lolos berarti ada yang bermain-main di balik penegakan hukum. “Bukan kita tidak mendukung dan setuju dengan tindakan yang dilakukan, tetapi lihat keadaan masyarakat yang sehari-hari sulit memenuhi kebutuhannya. Saya rasa penangguhan harus dilakukan karena mereka butuh makan dan minum serta menghidupkan keluarga,” pungkasnya.
»»  READMORE...

Bangun Pelabuhan Samudera di Teluk Batang

Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Kabupaten Kayong Utara (KKU) memiliki potensi perkebunan, kelautan dan perikanan yang cukup besar. Kondisi perlu didukung infrastruktur pelabuhan sebagai akses keluar.
“Ke depan Kabupaten Kayong Utara sudah layak memiliki sarana pelabuhan yang bertaraf internasional berupa pelabuhan samudera. Daerah yang cocok di Telok Batang dan ini akan membuat pengiriman barang serta jasa dari hulu Sungai Kapuas lebih dekat ketimbang melalui pelabuhan Pontianak,” ulas salah satu bakal calon Bupati Kabupaten Kayong Utara, Drs Citra Duani.
Bila melalui Telok Batang, ucap Citra akan menekan waktu perjalanan sehingga lebih cepat dan biaya akan lebih murah. “Akses ke daerah tujuan seperti pulau Jawa khususnya pelabuhan Semarang bisa langsung karena tidak beberapa jauh dari Telok Batang sudah masuk Selat Karimata. Dengan adanya pelabuhan akses akan lebih terbuka, perekenomian masyarakat cepat bergerak lebih maju dan muaranya pada kesejahteraan meningkat,” ulasnya.
Selain itu juga, dengan adanya pelabuhan ini akan membuka akses wisata mengingat Kabupaten Kayong Utara memiliki Gunung Palung dengan keanekaragaman hayati flora maupun fauna dengan species terlengkap di dunia yang biasa menjadi obyek penelitian dari peneliti dalam dan luar negeri.
“Namun kendala untuk mengakses Gunung Palung pada infrastruktur jalan. Bila ini sudah terbangun makan nilai jualnya sebagai daerah wisata alam dan penelitian akan semakin tinggi yang berdampak multi efek untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga bisa menjadi sumber air bersih dan pembangkit energi listrik,” papar PNS Pemprov Kalbar ini.Putra Kayong Utara juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi infrastruktur yang sangat minim. “Ke depan membuka lebih banyak lagi akses-akses jalan seperti menuju Kecamatan Seponti dan Simpang Hilir serta ke Pulau Maya Karimata. Ini merupakan daerah hasil pertanian dan bila terbuka akan menekan biaya angkut sehingga pendapatan petani akan lebih besar. Kondisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus di sector pendidikan dan kesehatan yang sarana serta pelayanannya sulit dijangkau masyarakat,” pungkasnya
»»  READMORE...