Kenangan di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura kembali teringat beberapa minggu terakhir ini. Sudah lama tidak berada di lingkungan green campus tersebut. Aku dulu menyelesaikan pendidikan di program studi ilmu tanah. Seingatku, Maret 2001, aku menjadi salah satu wisudawan di perguruan tinggi terbesar di Kalbar ini.
Masuk masa perkuliahan, Agustus di tahun 1995 membuat kami disebut Angkatan 1995. Untuk lebih mengkompakan sesama anggota angkatan, kami pun memberi nama ‘Iguana 95’. Iguana memiliki nama latin Iguana iguana.
Binatang yang paling sering dikenal sebagai kadal ini berasal dari Amerika bagian Tengah dan bagian Selatan Central and South America. Iguana yang import kebanyakan dari Columbus, El Salvador, Hoduras, Peru, Mexico dan Suriname. Iguana Dewasa bisa mencapai 1.8 meter.
Iguana memiliki lima jari di tiap kakinya, memiliki ‘jengger’. Memiliki duri yang berada di sepanjang punggungnya. Warna Iguana adalah hijau, semua juvenil mempunyai warna hijau, tapi setelah mereka dewasa,warna tubuhnya berubah menjadi coklat cenderung oranye dengan garis pada ekornya.
Binatang ini kami pilih karena unik. Selain itu juga, bila dipelihara terkesan ekslusif mengingat harganya yang lumayan mahal. Hewan ini juga mudah akrab dengan manusia. Bukan itu saja, walaupun memiliki lidah untuk menjilat, binatang ini tidak termasuk ‘penjilat’ apalagi korupsi, kolusi dan nepotisme atau ‘aji mumpung’—mumpung dekat pejabat, manfaatkan terus (kalimat terakhir datangnya dari hati nurani yang galau nih).
Ingatan kembali ke kampus pertama setelah pintu gerbang Jalan A Yani tersebut, tatkala sejumlah rekan-rekan angkatan 95, aktif di facebook (FB).
Ya, melihat nama dan foto rekan-rekan tersebut, secepatnya aku add menjadikannya teman di dunia maya. Karena FB lebih lengkap dengan fasilitas chatting, kami pun sering ‘share’. Kenangan kala di kampus dulu semakin dibuka dan menjadi bagian story yang terus menerus dibicarakan dan bahkan diketawakan.
Aku kembali teringat tatkala menjalani masa opspek. Sang pengerah massa Nur Iskandar---kini pimpinanku di Harian Borneo Tribune—dengan lantang melemparkan sejumlah pertanyaan, yang dijawab atau tidak, pun tetap salah. Begitu juga Azdi. Suara kerasnya yang berdenging di dekat telinga membuat aku sontak terperanjat. “Kamu dengar ndak, push up kamu,” bentak Azdi. Ya, pagi itu, mungkin lebih 200 kali aku push up, mulai keluar dari Gang Sepakat 2 hingga olahraga pagi.
Masa-masa opspek banyak memberikan manfaat. Selain membuat kita berusaha bangun dini hari, juga mengasah nalar hingga cerdas membaca apa keinginan dari senior, pantang menyerah mencari barang-barang yang akan digunakan keesokan harinya, membuat lebih berani untuk beragumen dan berhitung dalam bertindak. Namun, di sisi lain sangat tidak baik bila opspek dibarengi ‘kekerasan’ yang melebihi batas kewajaran. Ini akan menciptakan generasi-generasi pendendam bahkan korban jiwa.
Di facebook kami juga saling mengingatkan tatkala lucu-lucunya menjalani agriculture go to (AGT). Ini merupakan kegiatan penutupan massa opspek di jurusan yang dilengkapi bhakti social bagi masyarakat sekitar lokasi. Panitianya senior satu angkatan di atasnya.
Ya semua kenangan pahit dan indah masa-masa kuliah satu persatu terlintas. Ya mengenang masa-masa kuliah di kala telah sarjana terasa lebih enak ketimbang menjalaninya dulu. Jaya selalu pertanian Indonesia, jadikan bangsa ini lumbung dari segala kebutuhan pokok bagi warganegaranya. Salam Iguana 95.
14 Juni, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar