Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Trend kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi di Kalimantan Barat sepertinya akan semakin berlanjut akibat belum meredanya kenaikan harga minyak dunia, serta terjadinya krisis pangan di dunia.
“Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan kita semua, karena telah berimbas ke daerah. Harga-harga kebutuhan pokok di daerah juga ikut-ikutan naik sehingga semakin membebani masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut juga akan membebani baya produksi sektor usaha kecil dan menengah sehingga berpotensi memicu inflasi dan memperlemah daya beli masyarakat, serta meningkatkan jumlah penduduk miskin,” ucap Ketua DPRD Kota Pontianak, H.Gusti Hersan Aslirosa.
Hersan juga menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia saat ini telah memaksa Pemerintah Pusat untuk merencanakan penarikan subsidi BBM. “Presiden SBY beberapa waktu yang lalu telah memberikan sinyal kemungkinan kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun ini”, ujarnya.
Ia mengkhawatirkan apabila BBM benar-benar dinaikan, maka kenaikan harga-harga semakin menggila yang akan berdampak kepada peningkatan beban ekonomi masyarakat.
“Dalam rangka untuk mengantisipasi imbas rencana kenaikan BBM terhadap kesejahteraan masyarakat tersebut, maka saya sangat berharap Pemerintah Kota Pontianak beserta instansi terkait dapat melakukan koordinasi secepatnya untuk mengambil langkah-langkah antisipatif guna mengurangi semakin beratnya beban ekonomi masyarakat. Pemerintah Kota Pontianak perlu mengambil langkah-langkah antisipatif dan praktis untuk melakukan penguatan ekonomi rakyat”, ujar Ketua Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia ini.
Hersan juga mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya krisis pangan di Kalbar. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak dunia merupakan salah satu faktor pemicu dari naiknya harga kebutuhan pokok di seluruh dunia, termasuk Indonesia . Selain itu kebijakan negara adikuasa Amerika dan negara-negara di Eropa yang sangat agresif mengkonversi bahan pangan menjadi bahan bakar minyak juga telah mengakibatkan supply bahan pangan dunia menjadi berkurang.
Akibatnya harga pangan menjadi naik. Sementara itu, menurutnya negara-negara produsen pangan dunia saat ini sedang mengurangi ekspor bahan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri mereka. “Berbagai fenomena itulah yang telah mengakibatkan melambungnya harga bahan pangan dunia, termasuk di Indonesia ,” ujarnya.
25 Mei, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar