Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Anggota DPRD Kalbar, Tobias Ranggie, SH meminta aparat untuk tidak menjadi masyarakat tumbal untuk penanganan illegal logging. Dirinya menegaskan kayu asal Kapuas Hulu yang ditangkap di Sintang beberapa hari lalu adalah kayu tebang banjir dan bukan kayu mekanik.
Pernyataan ini disampaikan Tobias Ranggie via handphone selulernya, Sabtu (2/2) malam menyikapi penahanan aparat keamanan terhadap kayu-kayu masyarakat di Sintang. “Itu kayu-kayu hasil tebang banjir. Itu bukan kayu hasil illegal logging dan itu bukan kayu mekanik. Pada banjir lalu yang cukup besar masyarakat tidak bisa menyadap karet, tidak bisa menangkap ikan dan tanaman padi mereka terkena fuso (kosong, red). Cuma satu-satu cara untuk menyambung hidup dengan menebang kayu. Itu bukan untuk menambah kekayaan tetapi sekedar menyambung hidup,” tukas Tobias.
Ironisnya, kata Tobias, bila terjadi bencana alam, Kapuas Hulu tidak pernah mendapatkan bantuan, baik dari provinsi maupun pemerintah pusat. “Ketika daerah lain terkena bencana, ramai-ramai memberikan bantuan, namun di dekat daerah sendiri tidak. Tidak ada bedanya masyarakat Kapuas Hulu dengan yang lainnya,” ucapnya.
Ditegaskan Wakil Ketua Komisi C ini, selama ini dikatakan illegal logging masih marak di Kalbar dan ini menunjukkan serta membuktikan bahwa tidak ada ketegasan aparat dalam menegakkan hukum. “Yang bertanggung jawab ya semua pihak yang terlibat dalam penanganan illegal logging. Apakah mereka tidak tahu? Kalau mereka tidak tahu berarti mereka tidak menjalankan tugas dengan baik. Kita lihat selama ini berapa banyak kayu dari perhuluan yang lolos sampai ke Pontianak? Mereka diminta duit! Mungkin kayu yang tak bisa lolos ini karena tidak dapat kasih duit. Saya minta jangan masyarakat dijadikan tumbal untuk contoh penegakan hukum,” kecamnya.Aparat, kritik Tobias sebaiknya melakukan koreksi diri karena kalau kayu bisa lolos berarti ada yang bermain-main di balik penegakan hukum. “Bukan kita tidak mendukung dan setuju dengan tindakan yang dilakukan, tetapi lihat keadaan masyarakat yang sehari-hari sulit memenuhi kebutuhannya. Saya rasa penangguhan harus dilakukan karena mereka butuh makan dan minum serta menghidupkan keluarga,” pungkasnya.
25 Mei, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar