20 Februari, 2009

Gertak Sambal dan Setrum Tanggok

Seperti kata 'Setrum Tanggok'. Menurut Andry, salah seorang wartawan kami, dua kata ini sudah mulai populer untuk menggambarkan sepak terjang orang yang suka mengancam dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
"Seperti orang menyentrum ikan, tidak membuat mati kemudian bisa diambil dengan tanggok-alat yang digunakan untuk mengambil sesuatu dari dalam air," jelas Andry ketika kami berdiskusi.
Arti konotasi dari kedua kata ini tidak jauh beda dengan gertak sambal. Saat ini, banyak komentar-komentar yang dilontarkan seperti setrum berdaya 5 watt, cukup membuat orang yang dituju terkejut dan kepanasan lantas menggelepar. Ibarat ikan, bila tak berdaya tinggal ditanggok.
Tanggok sendiri dalam arti broken-bargaining. Bagaimana komentar-komentar yang membuat menggelepar bisa diselesaikan secara 'adat' sehingga yang 'diserang' tadi 'aman'dan tak diutak-atik. Bila tanggok sudah penuh dengan rupiah-rupiah, sang 'setrum tanggok' tadi lantas bungkam selamanya dan akan berkelit bila dimintai komentarnya.
Tentu kita berharap istilah gertak sambal ataupun setrum tanggok ini tidak terjadi di Kabupaten Kubu Raya dalam sengkarut penerimaan CPNS.
Harapan besar ditumpukan kepada pihak-pihak yang mengusut dugaan kejanggalan-kejanggalan ini bisa menyelesaikan dengan transparan dengan bijaksana.
Hasil investigasi dan rekomendasi Pansus DPRD Kubu Raya ditunggu ribuan peserta test CPNS. Pansus juga punya tanggungjawab untuk membuktikan dugaan 15 persen yang lulusan merupakan titipan.
Belum lagi persoalan tamatan SMA yang bisa mengisi formasi DII atau yang lain termasuk pemberian gelar A.Ma-bagaimana hukumnya ya? Pansus yang diisi oleh wakil-wakil rakyat tentunya berasal Kubu Raya sebaiknya berteriak keras memperjuangkan putra-putra daerah untuk menjadi PNS di daerah sendiri, mengingat ada dugaan yang lulus 80 persen yang lulus merupakan putra-putri bangsa di luar Kubu Raya.
Bukan berarti daerahisme. Bila terbukti persentase yang cukup besar tersebut benar, tentu kita sangat prihatin. Ini akan menggambarkan kualitas putra-putri Kubu Raya sendiri yang tak mampu bersaing dan tentu ini menjadi PR bersama bagi kita semua termasuk pemerintah.
Rekomendasi Pansus sendiri sangat penting terutama apakah keputusan diulang, diulang sebagian atau menerima hasil yang ada ini. Persoalan yang tak bisa dipandang sebelah mata ini taklah baik bila 'diawang-awangkan' sehingga masyarakat sampai lupa. Mengulur-ngulur waktu juga akan membuka peluang 'angin' masuk, namun kerja teliti dan profesional akan lebih baik. Baik untuk peserta dan baik bagi semua yang terlibat. Semoga.
Saus merah manis bahan tomato
Dinikmati dengan semangkuk soto
Memang enak makan di Fresh Resto
Masuk angin tinggal teriak ooooooo

Tidak ada komentar: