Hairul Mikrad
Borneo Tribune, Pontianak
Rionardo Bun. Alumnus SMA Gembala Baik ini meraih nilai 10 pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris pada ujian nasional kemarin. 1 Juli mendatang, putra pasangan Johan Karyadi dan almarhumah, Martini ini sudah berada di Kuala Lumpur Malaysia kuliah di Monash University.
Remaja kelahiran Pontianak 7 Agustus 1989 ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Sheren Bun. Sejak SD hingga SMA di Gembala Baik, Rio-begitu sapaan akrabnya-sudah masuk 10 besar.
Sejak kelas 6 SD, Rio sudah belajar mandiri. Ibunya, Martini, telah dipanggil lebih dulu menghadap keharibaan Tuhan Yang Maha Esa. Namun ini tidak membuatnya larut dalam duka tetapi menjadi cambuk untuk menjadi orang berguna.
Penggemar pelajaran biologi ini, memilih program studi Bioteknologi untuk pendidikan selanjutnya. “Saya ingin membantu warga lainnya terutama berkaitan dengan Bioteknologi,” Rio yang hobby badminton ini.
Untuk soal belajar, Rio tetap menjadikannya hal yang utama, apalagi menghadapi ujian. “Kami di sekolah banyak diajari membahas soal-soal dan ditambah lagi dibantu dengan kumpulan soal-soal ujian nasional. Saya sendiri untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris biasa-biasa saja. Saya memang tidak ada target soal nilai namun memang saya belajar intensif untuk matematika,” akunya.
Mengapa dirinya menggenjot pelajaran matematika? Rio mengaku saat try out dirinya kurang bisa mengerjakan dan sehingga nilainya rendah. “Hasil try out itu menjadi motivasi dan cambuk buat saya untuk terus belajar, takut tidak lulus. Saya memang tidak menyangka dapat nilai segitu (nilai 10,ed),” akunya jujur.
Waktu belajar, Rio ternyata punya jadwal sendiri. Habis makan siang, dirinya belajar sambil istirahat dan kemudian mengulangi hingga pukul 22.00. “Saya juga belajar materi waktu kelas 1 dan 2. Dulu saya belajar kurang serius sehingga tidak bisa mengerjakan soal-soal,” ujarnya sambil tersenyum.
Lantas di sekolah juga, kata Rio, di kala jam istirahat dirinya terkadang kumpul dengan kawan-kawannya membentuk kelompok kecil membahas dan mempelajari soal-soal yang sulit dikerjakan.
“Saya juga dapat pelajaran tambahan dengan les di Sony Soegimin College (SSC). Kami di tempat les dipersiapkan untuk menghadapi UAN. Pelajarannya mudah dimengerti. Resep saya banyak latihan dan fokus UAN,” paparnya.
Rio juga mengaku dirinya sangat suka internet. “Kalau internet itu menyediakan segalanya. Kalau kita tidak tahu cari saja di sana. Kita bisa belajar terutama mengenai soal-soal sulit,” akunya.
Bagaimana dukungan orangtua? Rio mengaku dirinya sangat didukung dengan disediakan fasilitas belajar. “Orangtua saya memang biasa saja dan beliau selalu menyarankan untuk tidak terlalu capek belajar. Saya berpesan kepada kawan-kawan kalau sudah naik kelas 3 harus benar-benar belajar dan mereview kembali pelajaran kelas 1 dan 2. Kurangi main-main dan dekat ujian harus fokus serta banyak berdoa,” saran Rio.
Borneo Tribune, Pontianak
Rionardo Bun. Alumnus SMA Gembala Baik ini meraih nilai 10 pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris pada ujian nasional kemarin. 1 Juli mendatang, putra pasangan Johan Karyadi dan almarhumah, Martini ini sudah berada di Kuala Lumpur Malaysia kuliah di Monash University.
Remaja kelahiran Pontianak 7 Agustus 1989 ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Sheren Bun. Sejak SD hingga SMA di Gembala Baik, Rio-begitu sapaan akrabnya-sudah masuk 10 besar.
Sejak kelas 6 SD, Rio sudah belajar mandiri. Ibunya, Martini, telah dipanggil lebih dulu menghadap keharibaan Tuhan Yang Maha Esa. Namun ini tidak membuatnya larut dalam duka tetapi menjadi cambuk untuk menjadi orang berguna.
Penggemar pelajaran biologi ini, memilih program studi Bioteknologi untuk pendidikan selanjutnya. “Saya ingin membantu warga lainnya terutama berkaitan dengan Bioteknologi,” Rio yang hobby badminton ini.
Untuk soal belajar, Rio tetap menjadikannya hal yang utama, apalagi menghadapi ujian. “Kami di sekolah banyak diajari membahas soal-soal dan ditambah lagi dibantu dengan kumpulan soal-soal ujian nasional. Saya sendiri untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris biasa-biasa saja. Saya memang tidak ada target soal nilai namun memang saya belajar intensif untuk matematika,” akunya.
Mengapa dirinya menggenjot pelajaran matematika? Rio mengaku saat try out dirinya kurang bisa mengerjakan dan sehingga nilainya rendah. “Hasil try out itu menjadi motivasi dan cambuk buat saya untuk terus belajar, takut tidak lulus. Saya memang tidak menyangka dapat nilai segitu (nilai 10,ed),” akunya jujur.
Waktu belajar, Rio ternyata punya jadwal sendiri. Habis makan siang, dirinya belajar sambil istirahat dan kemudian mengulangi hingga pukul 22.00. “Saya juga belajar materi waktu kelas 1 dan 2. Dulu saya belajar kurang serius sehingga tidak bisa mengerjakan soal-soal,” ujarnya sambil tersenyum.
Lantas di sekolah juga, kata Rio, di kala jam istirahat dirinya terkadang kumpul dengan kawan-kawannya membentuk kelompok kecil membahas dan mempelajari soal-soal yang sulit dikerjakan.
“Saya juga dapat pelajaran tambahan dengan les di Sony Soegimin College (SSC). Kami di tempat les dipersiapkan untuk menghadapi UAN. Pelajarannya mudah dimengerti. Resep saya banyak latihan dan fokus UAN,” paparnya.
Rio juga mengaku dirinya sangat suka internet. “Kalau internet itu menyediakan segalanya. Kalau kita tidak tahu cari saja di sana. Kita bisa belajar terutama mengenai soal-soal sulit,” akunya.
Bagaimana dukungan orangtua? Rio mengaku dirinya sangat didukung dengan disediakan fasilitas belajar. “Orangtua saya memang biasa saja dan beliau selalu menyarankan untuk tidak terlalu capek belajar. Saya berpesan kepada kawan-kawan kalau sudah naik kelas 3 harus benar-benar belajar dan mereview kembali pelajaran kelas 1 dan 2. Kurangi main-main dan dekat ujian harus fokus serta banyak berdoa,” saran Rio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar