Ledakan bom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton benar-benar menguncang Negara ini. Keamanan pasca sukses melaksanakan Pemilu legislative dan Pilpres, betul-betul terkoyak.
Semua bangsa di dunia jelas mengutuk aksi terorisme ini. Apalagi dua bom yang meledak di JW Marriot pada pukul 07.45 WIB dan di Hotel Ritz Carlton pada pukul 07.47 WIB telah menewaskan sembilan korban tewas dan uka-luka sekitar 50 orang saat ini dirawat di rumah sakit MMC dan Rumah sakit Jakarta serta sejumlah sakit lainnya.
Kita ketahui bersama di tahun 2003 lalu, bom juga pernah meledak di Hotel JW Marriot. Tentu, seusai peristiwa kelam beberapa tahun tersebut, hotel ini memperketat pengamanannya. Namun tidak ada yang menyangka dan menduga akan terjadi ledakan tersebut. Semua ini telah terjadi. Kita tinggal menunggu bagaimana hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan pihak-pihak terkait dan terus meningkatkan kewaspadaan.
Ledakan bom ini jelas memberikan dampak yang sangat luas terutama citra Bangsa Indonesia. Manajemen klub sepakbola Inggris Manchester United (MU) di Malaysia dengan segera menyatakan membatalkan lawatannya ke Indonesia karena merasa kuatir atas keselamatan para pemainnya. Bukan itu saja, nilai tukar Rupiah pun melemah
Bangsa yang telah membangun citra dan ekonominya, ini ternyata harus bekerja keras lagi untuk mengembalikan kepercayaan dunia terutama para investor.
Hal ini tergambar dari kekhawatiran pengamat moneter, Sri Adiningsih bahwa ledakan bom mempengaruhi kegiatan investasi jangka panjang Indonesia karena investor membutuhkan terjaminnya keamanan untuk pengembangan usaha bermodal besar. Ledakan bom, kata Sri meresahkan investor yang sudah - sementara dan akan menanamkan modalnya untuk investasi jangka panjang.
Kita ketahui bersama dari sejumlah pemberitaan media televisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memerintahkan jajaran penegak hukum untuk melakukan investigasi cepat dan menyeluruh terhadap ledakan bom tersebut.
Presiden pun mengaku ledakan bom itu adalah musibah yang lolos dari pengawasan kepolisian yang selama lima tahun terakhir berhasil mencegah ancaman terorisme serta menyita bahan peledak untuk aksi terorisme itu.
Presiden juga mengungkapkan informasi intelijen bahwa memang ada kelompok tertentu yang ingin melakukan aksi kekerasan terkait dengan hasil Pemilu 2009.
"Barangkali ada di antara kita yang di waktu lalu melakukan kejahatan membunuh, menghilangkan orang, dan para pelaku itu lolos dari jeratan hukum, kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penyebar maut di negeri kita," ujarnya.
Kepada seluruh rakyat, Presiden juga meminta agar mereka meningkatkan kewaspadaan sambil menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal.
"Jika ada keganjilan, segera beritahu kepolisian. Jangan biarkan teroris dan otaknya berkeliaran di sekeliling, bisa jadi anda menjadi korban kalau dibiarkan mereka merancang lagi aksi-aksi terornya di negeri ini," demikian Presiden.
Inilah yang bisa dilakukan Rakyat. Bila menemukan orang atau sekelompok yang mencurigakan melaporkan ke pihak kepolisian.
Ya, kita masyarakat jangan sampai terbujuk dan terpengaruh oleh isu menyesatkan yang menggiring ke arah perpecahan. Jangan sampai ketenangan dan kedamaian yang sudah terwujud di Indonesia dirusak oleh segelintir orang yang ingin memecah belah persatuan seperti peringatkan pengamat politik, Abdul Shomad AH mengingatkan bahwa insiden bom u akan mudah ditunggangi orang yang akan memperkeruh suasana. Waspada, waspadalah.
29 Oktober, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar