29 Oktober, 2009

Memaknai Mudik Lebaran

Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Hari-hari pengujung di bulan penuh ampunan, berkah dan pahala ini menjadikan kesibukan sebagian masyarakat muslim bertambah.
Sebagian masyarakat terus menambahkan derajat ketakwaannya di hari-hari terakhir Ramadan, namun ada sebagian menambah aktivitas mempersiapkan pernak-pernik untuk lebaran dari kue-kue, pakaian baru, memperindah rumah dan mudik alias pulang kampong.
Selepas Ramadan, masyarakat muslim merayakan hari kemenangan ‘Idul Fitri’. Idul Fitri sendiri memiliki makna kembali ke fitrah, kembali kepada kesucian diri. Kesempatan di Idul Fitri tersebut dimanfaatkan betul untuk bersilahturahmi dan saling maaf memaafkan.
Untuk bersilahturahmi, tradisi yang masih hidup di masyarakat Indonesia ‘mudik’ pulang kampung halaman.
Tentu banyak alasan bagi orang-orang untuk mudik Lebaran, antaranya untuk saling memaafkan, melepas rindu dan merekatkan ikatan persaudaraan dan kekerabatan terutama bersilahturahim dengan orang tua, keluarga, sanak saudara, karib-kerabat, dan lainnya.
Untuk silahturahim ini terkadang harus mengeluarkan biaya besar terutama mereka yang sudah menetap di luar daerah, di kota dan desa. Mudik sudah menjadi kebutuhan social sebagai relasi sosial yang dilandasi keterlibatan emosi intens.
Selain itu juga, niat mudik tak jarang juga dilabeli dengan muatan menunjukkan jati diri dan status sosial pemudik saat ini. Ini juga turut memperkuat alasan mengapa harus mudik. Ini merupakan proses dan tradisi yang tumbuh di dalam masyarakat kita.
Namun, pelurusan niat mudik amat penting diperkuat di hati sanubari, setidaknya untuk menghadirkan makna dan esensi mudik, antara mudik dan perintah agama. Mudik harus lebih dimakai untuk memperkuat ibadah, menenangkan hati, dan terjalinnya ikatan silaturrahim serta mereguk kembali semangat di kampung halaman seperti gotong royong, kesetiakawanan, kebersahajaan, dan persaudaraan.
Mudah-mudahan kita bisa memaknai mudik Idul Fitri 1430 H ini dengan tujuan sebenarnya dan meraih kemenangan di Hari yang Fitrah. Taqabbalallahu minna wa minkum, selamat berlebaran, mohon maaf lahir dan batin.

Tidak ada komentar: